KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (
DSNG) yakin kinerja operasionalnya baik di sektor kelapa sawit maupun kayu akan meningkat di semester kedua tahun ini. Berdasarkan laporan investor
newsletter bulan Juli, DSNG mencatatkan produksi minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) sebesar 287.905 ton pada semester I-2021. Jumlah ini turun 7,8% (yoy) dibandingkan realisasi produksi CPO di semester I-2020 lalu sebesar 312.109 ton. Dalam laporan tersebut, kemunculan fenomena El Nino pada 2019 lalu masih mempengaruhi aktivitas perkebunan kelapa sawit DSNG saat memasuki tahun 2021. Namun, dampak El Nino sudah bisa direduksi semenjak kemunculan fenomena alam lainnya yaitu La Nina sejak awal 2021.
Hanya memang, lantaran La Nina membawa dampak seperti curah hujan berlebih hingga berujung pada banjir, DSNG sedikit mengalami hambatan dalam mengevakuasi panen tandan buah segar, termasuk CPO.
Baca Juga: Dharma Satya Nusantara (DSNG) semakin serius dalam mengembangkan energi terbarukan Kendati begitu, penurunan produksi bisa ditutupi oleh naiknya harga jual rata-rata (
average selling price/ASP) CPO DSNG dari Rp 7,80 juta per ton di semester I-2020 menjadi Rp 8,43 juta per ton di semester I-2021. Hal ini sejalan dengan tren kenaikan harga CPO global dalam beberapa waktu terakhir. Jenti Widjaja, Direktur Dharma Satya Nusantara tetap yakin bahwa volume produksi CPO DSNG akan lebih meningkat di semester kedua sesuai dengan siklus tanaman sawit yang biasa terjadi. “Produksi semester kedua biasanya cenderung lebih tinggi dari semester pertama,” ujar dia, Jumat (20/8). Dalam catatan Kontan, DSNG menargetkan pertumbuhan produksi CPO sebesar 10% pada tahun ini atau berada di kisaran 700.700 ton. Tak hanya sawit, DSNG juga mencari peluang dari bisnis pengolahan kayu. Jenti menyebut, saat ini permintaan produk kayu, terutama jenis
engineered flooring DSNG cukup solid. Amerika Serikat dan Kanada menjadi negara tujuan ekspor utama DSNG untuk produk kayu tersebut. Selain itu, perbaikan permintaan juga datang dari Jepang untuk kayu jenis panel. “Semuanya ini dapat terlihat dari lebih tingginya volume penjualan produk kayu kami di semester I-2021 dibandingkan semester I-2020,” ungkapnya.
Baca Juga: Dharma Satya Nusantara (DSNG) kembangkan PLTS di area pabrik kayu di Temanggung Asal tahu saja, penjualan kay
u engineered flooring DSNG tumbuh 30,4% (yoy) dari 402,1 juta meter persegi di semester I-2020 menjadi 524,2 juta meter persegi di semester I-2021. Adapun penjualan kayu panel DSNG naik 8,8% (yoy) dari 47,8 juta meter kubik di semester I-2020 menjadi 52 juta meter kubik di semester I-2021. Masih terkait bisnis kayu, DSNG tengah mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di atap fasilitas pabrik PT Tanjung Kreasi Parquet Industry (TKPI) dengan luas mencapai 16.000 meter persegi yangh mampu menghasilkan listrik berkapasitas 2 megawatt (MW) saat kapasitas puncak. TKPI sendiri merupakan salah satu anak usaha DSNG yang memproduksi engineered flooring di Temanggung, Jawa Tengah. DSNG telah menunjuk perusahaan penyedia panel surya yang memanfaatkan teknologi dari Norwegia untuk membangun instalasi PLTS tersebut. Tahapan pembangunan PLTS ini dimulai sejak Juli 2021 dan diharapkan sudah dapat beroperasi pada Januari 2022 mendatang. Jenti mengatakan, dengan adanya PLTS, maka jumlah pemakaian listrik di pabrik milik TKPI akan berkurang sebanyak 2,4 juta kWh per tahun. Hal ini tentu akan menjaga laba TKPI karena mampu mengurangi beban biaya tagihan listrik kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Baca Juga: Kenaikan harga minyak mentah Indonesia (ICP) jadi angin segar bagi sektor hulu migas “Karena dapat membantu menurunkan biaya energi serta ramah lingkungan, maka DSNG juga akan menjajaki pengembangan PLTS di pabrik pengolahan kelapa sawit,” jelas dia.
Lebih lanjut, Jenti memaparkan bahwa saat ini penyerapan
capital expenditure (capex) DSNG baru sekitar 27% dari total capex tahun ini sebesar Rp 1 triliun. Sejauh ini, capex DSNG terserap untuk melanjutkan pembangunan 2 pabrik kelapa sawit (PKS) baru yang sudah dimulai sejak akhir 2019 silam. Penyerapan capex DSNG tersendat lantaran situasi pandemi Covid-19 yang sempat memburuk, sehingga menyebabkan pengiriman mesin untuk PKS baru tidak dapat dilakukan sesuai jadwal awal. Mesin tersebut didatangkan dari Malaysia yang sempat mengalami
lockdown saat kasus Covid-19 di sana melonjak. Meski begitu, PKS baru yang berlokasi di Kalimantan tersebut diharapkan tetap bisa rampung pada tahun ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli