KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (
DSNG) menduduki peringkat ke-7 dari 100 perusahaan sawit global dalam daftar ranking Penilaian Transparansi Kebijakan ESG Sustainability Policy Transparency Toolkit (SPOTT) tahun 2021 yang dikeluarkan Kamis, 18 November 2021 secara daring dari London. DSNG mendapatkan skor 85,4 atau meningkat dari tahun 2020 dengan skor 75,3 di peringkat 16. DSNG juga menjadi satu-satunya perusahaan perkebunan kelapa sawit yang berpusat di Indonesia dalam 10 besar ranking SPOTT tersebut. Peringkat SPOTT ini merupakan hasil kajian terhadap pengungkapan kinerja Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (
Environment, Social & Governance atau ESG) di 100 perusahaan global yang bergerak dalam bisnis perkebunan kelapa sawit.
Direktur Utama DSNG, Andrianto Oetomo, mengatakan masuknya DSNG dalam daftar 7 besar perusahaan sawit global dalam penilaian ESG tersebut menggambarkan keseriusan dan komitmen DSNG dalam mengungkapkan ESG-nya secara transparan sesuai dengan ekspektasi para pemangku kepentingan dan masyarakat sipil. “Hasil
assessment independen yang dirilis oleh SPOTT ini makin memacu kami untuk serius dalam menjalankan praktek ESG yang berdampak baik di semua lini usaha, khususnya di industri kelapa sawit," jelasnya dalam keterangan resmi, Senin (22/11).
Baca Juga: Kinerja Dharma Satya Nusantara (DSNG) terangkat kenaikan harga CPO Andrianto mengatakan, DSNG mengomunikasikan praktik ESG yang efektif dan transparan bukan hanya sebuah kewajiban tapi juga menjadi prinsip dasar dari komunikasi bisnis. SPOTT adalah inisiatif yang dikembangkan oleh Zoological Society of London (ZSL). SPOTT merupakan singkatan dari
Sustainability Policy Transparency Toolkit, adalah sebuah platform
online yang mendukung produksi dan perdagangan komoditas berkelanjutan. Dengan melacak transparansi, SPOTT memberi insentif pada penerapan praktik terbaik perusahaan. SPOTT menilai produsen, perusahaan pengolah, dan pedagang komoditas atas pengungkapan publik mereka terkait organisasi, kebijakan, dan praktik mereka yang terkait dengan masalah lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). SPOTT menilai perusahaan kehutanan tropis, kelapa sawit dan karet alam setiap tahun terhadap lebih dari 100 indikator khusus sektor untuk mengukur kemajuan mereka dari waktu ke waktu. Terkait dengan rilis terbaru SPOTT tersebut, Andrianto mengutip penilaian ZSL yang menyebutkan bahwa 78% perusahaan masih gagal membuat target terikat waktu untuk mengurangi intensitas emisi Gas Rumah Kaca (GRK).
Dalam hal ini, Andrianto menambahkan, DSNG telah memulai penghitungan emisi gas rumah kaca (GRK) dan
asesmen risiko iklim
(Climate Risk Assessment), dengan melibatkan dua perusahaan global yang memiliki pengalaman dalam proyek di bidang pengurangan emisi dan aksi iklim untuk dunia usaha dan organisasi global, pada September 2021 lalu. "Kolaborasi tersebut merupakan langkah penting dari pendekatan DSNG yang terencana dan terstruktur menuju Net Zero," ujarnya. Selanjutnya dia mengungkapkan, pada akhirnya yang menjadi tujuan DSNG adalah mengurangi emisi, menyelaraskan diri dengan upaya Pemerintah Indonesia dalam memenuhi Nationally Determined Contribution (NDC), serta transisi menuju masa depan yang rendah karbon dan memiliki ketahanan iklim. "Kami akan melakukan hal ini dengan cara yang terstruktur, bermakna, dan terukur," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .