KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (
DSNG) telah menyiapkan anggaran antara Rp 700 miliar hingga Rp 800 miliar untuk belanja modal alias
capital expenditure (capex) di tahun depan. Direktur DSNG, Jenti Widjaja menjelaskan, capex 2022 diperkirakan antara Rp 700 miliar sampai Rp 800 miliar yang terdiri dari belanja modal reguler untuk pemeliharaan infrastruktur serta penyelesaian dua Pabrik Kelapa Sawit (PKS) baru yang tertunda di tahun 2021 akibat pandemi Covid-19. Dua pabrik PKS baru yang diproyeksikan akan beroperasi komersial di tahun depan memiliki jumlah kapasitas olahan yang bereda. PKS yang dibangun di Muara Wahau, Kutai, Kalimantan Timur memiliki kapasitas olahan sebesar 60 ton Tandan Buah Segar (TBS) per-jam. Adapun PKS di Nagabulik, Kalimantan Tengah memiliki kapasitas olahan 45 ton TBS per jam.
Melansir catatan Kontan.co.id sebelumnya, jika jadwal operasional komersil kedua PKS baru tidak meleset, Mei 2021 nanti DSNG akan memiliki total kapasitas produksi sebesar 675 TBS per jam.
Baca Juga: Kinerja Dharma Satya Nusantara (DSNG) terangkat kenaikan harga CPO "Dengan beroperasinya PKS baru, tentunya produksi CPO kami diharapkan akan lebih meningkat lagi. Hal ini sejalan dengan persiapan kami atas peningkatan produksi TBS seiring dengan masuknya pohon sawit kami ke fase prime. Adanya PKS baru juga memungkinkan kami untuk menerima TBS eksternal untuk diolah lebih lanjut menjadi CPO," jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu (19/12). Secara prospek bisnis, di tahun depan manajemen DSNG melihat pertumbuhan produksi CPO di Indonesia dan Malaysia yang cenderung stagnan, sehingga diprediksikan harga CPO masih akan cenderung tinggi pada 2022. "Harga CPO yang tinggi tentunya memungkinkan perusahaan kelapa sawit untuk meraih keuntungan yang baik," kata Jenti Selain melihat peluang bisnis, DSNG juga harus menghadapi tantangan di tahun depan seperti harga pupuk yang melonjak tinggi serta tuntutan ESG yang semakin besar atas praktik-praktik pengelolaan perkebunan kelapa sawit.
Selain meningkatkan produksi sawit, di tahun depan DSNG berencana untuk merealisasikan ekspor perdana cangkang kelapa sawit ke Jepang dengan skema
business to business (B2B) untuk kebutuhan bahan baku pembangkit listrik bertenaga biomasa. Sebelumnya, DSNG menandatangani perjanjian kerja sama dengan eREX Singapore Pte Ltd, untuk memasok cangkang kelapa sawit (palm kernel shell) ke Jepang selama 15 tahun. eREX Singapore PTE Ltd merupakan anak perusahaan dari eREX Co. Ltd, sebuah perusahaan publik dan terkemuka di Jepang yang berpengalaman dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga biomasa. Adapun beberapa pabrik kelapa sawit DSNG yang berlokasi di Muara Wahau, Kalimantan Timur, akan memasok cangkang kelapa sawit untuk diekspor ke Jepang dengan volume mencapai 70.000 ton per tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari