KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dharma Satya Nusantara Tbk (
DSNG) bakal menggenjot produksi sawit di tahun 2022. Perusahaan tersebut menargetkan produksi naik 20% dibandingkan tahun 2021. Emiten perkebunan sawit ini pun sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk memacu produksinya. Direktur Dharma Satya Nusantara Jenti Widajaja memaparkan, prospek sektor kelapa sawit masih akan cerah di tahun ini. Dia melihat, harga minyak kelapa sawit mentah atau CPO terus naik seiring dengan pasokannya yang masih rendah walau sudah mulai tumbuh dibandingkan tahun lalu. “Harga CPO yang tinggi juga didorong oleh kelangkaan minyak nabati lainnya karena kegagalan panen ataupun dampak perang Rusia & Ukraina,” jelas dia kepada Kontan.co.id, Rabu (20/4).
Melihat prospek yang cerah ini, DSNG pun berniat mengerek volume produksi sebesar 20% di tahun ini. Selain itu, DSNG juga sudah melakukan
comissioning pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) 11 dan PKS 12 sehingga akan menambah produksi CPO.
Baca Juga: Siap-siap, Dharma Satya Nusantara (DSNG) Bagikan Dividen Tunai Rp 212 Miliar Asal tahu saja, volume produksi sawit DSNG sempat turun di tahun lalu karena efek lanjutan dari El Nino di 2019 yang masih terjadi di perkebunan milik perusahaan di Kalimantan. Dimana, banjir terjadi di perkebunan DSNG pada kuartal II dan kuartal IV 2021 yang mengganggu proses panen sehingga tingkat ekstraksi lebih rendah dan tingkat FFA menjadi lebih tinggi. Di sepanjang 2021, DSNG mencatatkan total produksi Tandan Buah Segar (TBS) sebanyak 1,9 juta ton atau turun 4,7% yoy. Jenti menegaskan bahwa banjir telah teratasi sehingga DSNG optimistis dengan target pertumbuhan produksi yang dicanangkan manajemen perusahaan. “Kami akan secara konsisten menerapkan
management excellence dalam mengelola kebun milik Perseroan di mana perawatan, pemberian pupuk serta pemanfaatan teknologi dan mekanisasi diharapkan akan meningkatkan produktivitas serta efisiensi produksi,” ujar Jenti. Dari sisi pendapatan dan profitabilitas, DSNG memperkirakan adanya kenaikan penjualan sebesar 18% yoy dan kenaikan laba setelah pajak sebesar 11% dibandingkan 2021. Manajemen Dharma Satya menilai, hal ini terutama didorong oleh peningkatan volume penjualan CPO karena naiknya produksi.
Di sepanjang 2021, segmen usaha kelapa sawit memberikan kontribusi pendapatan pada tahun 2021 sebesar Rp 5,8 triliun, atau naik 2% dibandingkan tahun lalu. Peningkatan pendapatan segmen ini lebih kecil dibandingkan kenaikan harga jual rata-rata sebesar 13% menjadi Rp 9,2 juta per ton karena tergerus oleh penurunan volume penjualan CPO sebesar 15% menjadi 545.000 ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari