LAMANDAU. Produksi minyak sawit alias crude palm oil (CPO) PT Dharma Satya Nusantara (DSN) bakal menggemuk tahun ini. Maklum, perusahaan ini mulai mengoperasikan pabrik kelapa sawit (PKS) teranyar di bulan ini. Pabrik yang berlokasi di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah itu adalah PKS kelima milik DSN. Pabrik baru itu memiliki kapasitas pengolahan 60 ton tandan buah segar (TBS) per jam. Sebelumnya, empat pabrik milik DSN yang berlokasi di Kalimantan Timur berkapasitas 270 ton per jam. Artinya, dengan tambahan pabrik baru, total kapasitas pabrik DSN bertambah menjadi 300.000 ton pada tahun ini.Alhasil, volume produksi CPO tahun ini juga diperkirakan meningkat 36,36% menjadi 300.000 ton. Asal tahu saja, tahun lalu, DSN mampu menghasilkan 220.000 ton CPO.Direktur DSN Timotheus Arifin Cahyono menjelaskan, PKS Lamandau dibangun mulai akhir 2011 silam. Nilai investasinya berkisar Rp 150 miliar-Rp 160 miliar. "Sebagian pendanaan kami dapat dari konsorsium bank," ungkapnya usai peresmian PKS di Lamandau, Kamis (14/2).PKS Lamandau akan mengolah kelapa sawit dari perkebunan di sekitarnya. Kegiatan operasional perkebunan dan pabrik ini dijalankan anak usaha DSN, yaitu PT Pilar Wanapersada. Sekadar gambaran, hingga akhir tahun lalu, Pilar Wanapersada mengantongi hak guna usaha (HGU) atas area perkebunan seluas 15.153 hektare (ha). Area yang sudah tertanam seluas 8.069 ha. Menurut Timotheus, saban tahun, perusahaan menanami sekitar 1.500 ha-2.000 ha ahan baru. "Tergantung kesiapan lahan dan cuaca," imbuhnya.Saat ini 95% CPO yang diproduksi DSN ditujukan untuk pasar domestik. Hanya 5% yang diekspor, seperti ke Malaysia. Timotheus bilang, perusahaan belum berniat memperbesar pasar ekspornya. Ini lantaran, kebutuhan dalam negeri masih sangat besar untuk industri hilir. Sejauh ini, sejumlah perusahaan besar menjadi pelanggan DSN. Sebut saja, Wilmar, Sinar Mas, dan Musim Mas.Wakil Direktur Utama DSN Andrianto Oetomo menambahkan, tahun ini, pihaknya mematok target pertumbuhan pendapatan berkisar 10%-15%. Namun, dia enggan mebeberkan pencapaian tahun lalu. Yang jelas, lebih dari separuh pendapatan DSN berasal dari lini bisnis perkebunan. Sisanya disumbang dari lini bisnis lain, yaitu perkayuan dan hutan tanaman industri (HTI).Di lini bisnis perkebunan, hingga saat ini DSN sudah melakukan penanaman di area seluas 60.000 ha, yang tersebar di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. "Kami masih punya cadangan lahan (landbank) hampir 200.000 ha," ujar Andri.Rencananya, ekspansi pabrik masih akan berlanjut tahun ini. DSN masih akan melanjutkan pembangunan PKS keenam di Kalimantan Timur. Kalau tidak ada aral melintang, pabrik tersebut akan beroperasi pada akhir kuartal satu atau awal kuartal dua tahun ini. Kelak, setelah keenam pabrik beroperasi, produksi CPO tahun ini bisa melebihi 300.000 ton.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Dharma Satya operasikan pabrik CPO anyar
LAMANDAU. Produksi minyak sawit alias crude palm oil (CPO) PT Dharma Satya Nusantara (DSN) bakal menggemuk tahun ini. Maklum, perusahaan ini mulai mengoperasikan pabrik kelapa sawit (PKS) teranyar di bulan ini. Pabrik yang berlokasi di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah itu adalah PKS kelima milik DSN. Pabrik baru itu memiliki kapasitas pengolahan 60 ton tandan buah segar (TBS) per jam. Sebelumnya, empat pabrik milik DSN yang berlokasi di Kalimantan Timur berkapasitas 270 ton per jam. Artinya, dengan tambahan pabrik baru, total kapasitas pabrik DSN bertambah menjadi 300.000 ton pada tahun ini.Alhasil, volume produksi CPO tahun ini juga diperkirakan meningkat 36,36% menjadi 300.000 ton. Asal tahu saja, tahun lalu, DSN mampu menghasilkan 220.000 ton CPO.Direktur DSN Timotheus Arifin Cahyono menjelaskan, PKS Lamandau dibangun mulai akhir 2011 silam. Nilai investasinya berkisar Rp 150 miliar-Rp 160 miliar. "Sebagian pendanaan kami dapat dari konsorsium bank," ungkapnya usai peresmian PKS di Lamandau, Kamis (14/2).PKS Lamandau akan mengolah kelapa sawit dari perkebunan di sekitarnya. Kegiatan operasional perkebunan dan pabrik ini dijalankan anak usaha DSN, yaitu PT Pilar Wanapersada. Sekadar gambaran, hingga akhir tahun lalu, Pilar Wanapersada mengantongi hak guna usaha (HGU) atas area perkebunan seluas 15.153 hektare (ha). Area yang sudah tertanam seluas 8.069 ha. Menurut Timotheus, saban tahun, perusahaan menanami sekitar 1.500 ha-2.000 ha ahan baru. "Tergantung kesiapan lahan dan cuaca," imbuhnya.Saat ini 95% CPO yang diproduksi DSN ditujukan untuk pasar domestik. Hanya 5% yang diekspor, seperti ke Malaysia. Timotheus bilang, perusahaan belum berniat memperbesar pasar ekspornya. Ini lantaran, kebutuhan dalam negeri masih sangat besar untuk industri hilir. Sejauh ini, sejumlah perusahaan besar menjadi pelanggan DSN. Sebut saja, Wilmar, Sinar Mas, dan Musim Mas.Wakil Direktur Utama DSN Andrianto Oetomo menambahkan, tahun ini, pihaknya mematok target pertumbuhan pendapatan berkisar 10%-15%. Namun, dia enggan mebeberkan pencapaian tahun lalu. Yang jelas, lebih dari separuh pendapatan DSN berasal dari lini bisnis perkebunan. Sisanya disumbang dari lini bisnis lain, yaitu perkayuan dan hutan tanaman industri (HTI).Di lini bisnis perkebunan, hingga saat ini DSN sudah melakukan penanaman di area seluas 60.000 ha, yang tersebar di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. "Kami masih punya cadangan lahan (landbank) hampir 200.000 ha," ujar Andri.Rencananya, ekspansi pabrik masih akan berlanjut tahun ini. DSN masih akan melanjutkan pembangunan PKS keenam di Kalimantan Timur. Kalau tidak ada aral melintang, pabrik tersebut akan beroperasi pada akhir kuartal satu atau awal kuartal dua tahun ini. Kelak, setelah keenam pabrik beroperasi, produksi CPO tahun ini bisa melebihi 300.000 ton.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News