Jakarta. Pemerintah menargetkan investasi di sektor otomotif dan komponenya bisa menembus US$ 4 miliar di tahun ini. Jumlah ini naik 8,1% dibandingkan dengan realisasi di tahun lalu yang mencapai US$ 3,7 miliar. Menteri Perindustrian MS Hidayat bilang, pasar otomotif yang rata-rata tumbuh di kisaran 9% saban tahun menjadi faktor pendorongnya. "Tahun ini didorong dari lanjutan ekspansi maupun investasi baru," kata dia, Selasa (25/2). Salah satu rencana investasi baru, menurut Hidayat, adalah dari produsen mobil asal Jerman, Volkswagen yang berencana membuat pabrik perakitan di dalam negeri. Hidayat mengatakan, Volkswagen berkomitmen me realisasikan rencana mereka di tahun ini dengan menggandeng Grup Salim. Mereka pun sudah melakukan riset pasar termasuk memperhitungkan beberapa kompetitor mereka. "Tapi saya belum bisa beritahu detailnya," kata Hidayat. Rencana Volkswagen sendiri disebutnya terbilang berani. Mengingat lebih dari 90% pasar mobil di dalam negeri dikuasai oleh merek-merek Jepang. Karena itu, dalam perumusan perjanjian bebas antara Indonesia dengan Korea Selatan dalam IK CEPA (Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement), pihaknya tak memasang target muluk-muluk buat menarik investasi dari produsen mobil dari negeri ginseng ini. Di sektor otomotif, pemerintah hanya menargetkan bisa menarik investasi dari Korea untuk pembuatan komponen di Indonesia. Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar realisasi investasi di sektor ini terus menunjukkan tren yang signifikan dalam 10 tahun tahun. "Bila dibandingkan dengan sepuluh tahun lalu, investasi otomotif dan komponenya naik sepuluh kali lipat," ujar Hidayat.
Di 2014, investasi otomotif ditargetkan US$ 4 M
Jakarta. Pemerintah menargetkan investasi di sektor otomotif dan komponenya bisa menembus US$ 4 miliar di tahun ini. Jumlah ini naik 8,1% dibandingkan dengan realisasi di tahun lalu yang mencapai US$ 3,7 miliar. Menteri Perindustrian MS Hidayat bilang, pasar otomotif yang rata-rata tumbuh di kisaran 9% saban tahun menjadi faktor pendorongnya. "Tahun ini didorong dari lanjutan ekspansi maupun investasi baru," kata dia, Selasa (25/2). Salah satu rencana investasi baru, menurut Hidayat, adalah dari produsen mobil asal Jerman, Volkswagen yang berencana membuat pabrik perakitan di dalam negeri. Hidayat mengatakan, Volkswagen berkomitmen me realisasikan rencana mereka di tahun ini dengan menggandeng Grup Salim. Mereka pun sudah melakukan riset pasar termasuk memperhitungkan beberapa kompetitor mereka. "Tapi saya belum bisa beritahu detailnya," kata Hidayat. Rencana Volkswagen sendiri disebutnya terbilang berani. Mengingat lebih dari 90% pasar mobil di dalam negeri dikuasai oleh merek-merek Jepang. Karena itu, dalam perumusan perjanjian bebas antara Indonesia dengan Korea Selatan dalam IK CEPA (Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement), pihaknya tak memasang target muluk-muluk buat menarik investasi dari produsen mobil dari negeri ginseng ini. Di sektor otomotif, pemerintah hanya menargetkan bisa menarik investasi dari Korea untuk pembuatan komponen di Indonesia. Sementara itu, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar realisasi investasi di sektor ini terus menunjukkan tren yang signifikan dalam 10 tahun tahun. "Bila dibandingkan dengan sepuluh tahun lalu, investasi otomotif dan komponenya naik sepuluh kali lipat," ujar Hidayat.