Di 2018, Kaltim akan surplus 1,5 juta ekor sapi



SAMARINDA. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) memprediksi pada 2018 akan mengalami surplus 1,5 juta ekor sapi. Dimana pada saat itu, total produksi sapi akan mencapai 2 juta ekor.

"Untuk memenuhi kebutuhan daging sapi lokal pada 2018 diprediksi membutuhkan 500 ribu ekor, sementara jumlah sapinya mencapai 2 juta ekor. Ini berarti masih surplus 1,5 juta ekor," kata Kepala Dinas Peternakan Provinsi Kaltim Dadang Sudarya, Selasa (17/2).

Jumlah sapi yang mencapai 2 juta ekor itu akan berasal dari beberapa kegiatan. Baik pengembangan oleh peternak, pengadaan oleh pemerintah pusat bersama pemerintah daerah, perusahaan pertambangan, maupun kerja sama dengan perkebunan kelapa sawit. Untuk 2015 saja akan ada bantuan dari pemerintah pusat mengadakan 10.000 ekor sapi bibit dan indukan. Sapi-sapi tersebut setelah berada di tangan kelompok ternak, maka akan dikembangbiakkan sehingga terus bernak-pinak per tahun. "Di sisi lain, sepanjang 2009 hingga 2014 telah didatangkan sekitar 5.000-7.000 ekor sapi bibit. Ini berarti dalam tahun berjalan sapi-sapi tersebut terus beranak-pinak sehingga semakin banyak jumlah sapi di Kaltim," terang Dadang. Oleh karenanya, Kaltim bertekad menjadi sumber bibit sapi. Untuk mewujudkannya, Pemprov Kaltim akan memperkuat kegiatan operasional dalam rangka percepatan pencapaian program swasembada daging sapi/kerbau (PSDS/K) yang pendanaannya bersumber dari APBN, APBD Kaltim, maupun APBD kabupaten/kota. Kemudian dilanjutkan dengan pelatihan tenaga teknis reproduksi baik inseminator, pemeriksaan kebuntingan, dan asisten teknis reproduksi, serta pemberian dana operasional bagi semua petugas tersebut. Untuk Bidang Pengembangan Kawasan dan Usaha Peternakan, kegiatannya meliputi program kredit ternak sejahtera (KTS), kredit usaha pembibitan sapi (KUPS) dari perbankan, dan pertemuan dalam pemecahan berbagai masalah ternak. Untuk Bidang Kesehatan Hewan berupa program pencegahan serangan penyakit Jembrana. Kegiatannya meliputi vaksinasi, penyuluhan, dan melakukan surveilans rutin. Pada Bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet), antara lain berupa promosi usaha dan potensi pengembangan pembibitan sapi, termasuk memberikan penyuluhan kesehatan masyarakat veteriner. Jika semua program tersebut berjalan, Pemprov Kaltim yakin tidak hanya menjadi daerah swasembada daging, tetapi akan menjadi daerah sumber bibit sapi terbesar di Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan