Baru pekan lalu (16/5) Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan, kini telah menyala pula lampu kuning kenaikan suku bunga susulan. Pemantiknya, lagi-lagi sinyal kenaikan lanjutan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS). Dalam risalah rapat kebijakan Komite Pasar Terbuka (FOMC minutes) yang beredar Rabu (24/5), bank sentral AS (The Fed) memberi sinyal yang sangat jelas akan kembali menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat. Pasar yakin, kenaikan itu akan diputuskan dalam pertemuan The Fed pada Juni mendatang. Dus, kian besar keyakinan pasar akan adanya tiga kali lagi kenaikan bunga AS hingga akhir 2018. Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun diperkirakan akan naik menjadi 4% di 2019. Alhasil, dana asing yang berbondong-bondong masuk ke emerging market tatkala AS menerapkan kebijakan suku bunga rendah, kini berbalik arah. Ini yang membuat Rabu lalu kurs rupiah anjlok menembus 14.200 per dollar AS.
Di antara tiga pilihan
Baru pekan lalu (16/5) Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan, kini telah menyala pula lampu kuning kenaikan suku bunga susulan. Pemantiknya, lagi-lagi sinyal kenaikan lanjutan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS). Dalam risalah rapat kebijakan Komite Pasar Terbuka (FOMC minutes) yang beredar Rabu (24/5), bank sentral AS (The Fed) memberi sinyal yang sangat jelas akan kembali menaikkan suku bunga acuan dalam waktu dekat. Pasar yakin, kenaikan itu akan diputuskan dalam pertemuan The Fed pada Juni mendatang. Dus, kian besar keyakinan pasar akan adanya tiga kali lagi kenaikan bunga AS hingga akhir 2018. Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun diperkirakan akan naik menjadi 4% di 2019. Alhasil, dana asing yang berbondong-bondong masuk ke emerging market tatkala AS menerapkan kebijakan suku bunga rendah, kini berbalik arah. Ini yang membuat Rabu lalu kurs rupiah anjlok menembus 14.200 per dollar AS.