JAKARTA. "Apalah arti sebuah nama?" ujar Romeo sambil memelototi wajah Juliet. Ia geram, tangannya menggenggam, gemetar sembari memandangi wajah kekasihnya itu. Romeo seakan memaki dirinya dan Juliet, karena hubungan asmara mereka menjadi dingin hanya gara-gara Capulet, nama keluarga atau semacam fam dan marga yang dia warisinya. Nama Capulet itulah pemicu hubungan mereka merenggang, terancam putus cinta. Romeo melanjutkan, "Toh, meskipun kita menyebut mawar dengan nama lain, wanginya akan tetap harum."
Dialog di atas ditulis sastrawan besar dunia asal Inggris, William Shakespeare. Roman pembicaraan, latar belakang dialog Romeo dengan Juliet saat membahas kisah cinta mereka. Roman ini ditulis lebih tahun 1594, namun abadi hingga kini. Kisah drama di atas panggung dan film layar lebar, sejoli itu mengakhiri adegan tragis, bunuh diri bersama karena cinta terhalang nama. Jadi, apalah arti sebuah nama? Jika Shakespeare lewat peran Romeo, menganggap nama masalah sepele, mungkin itu berlaku ratusan tahun lalu. Hampir lima abad silam. Sekarang, tidak lagi. Pada zaman canggih, dan serba digital dan multimedia ini, nama sangat penting. Bahkan satu nama, bisa sangat mahal. Anda tidak percaya? Simaklah fakta berikut. Betapa tidak? Nama seseorang, sekalipun terbilang sederhana, bisa jadi memiliki harga jual yang tinggi. Bahkan, bisa menembus angka miliaran rupiah. Tidak terkecuali nama beken Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, yakni Jokowi. Bagi sebagian masyarakat, Indonesia, Jokowi bisa dikategorikan sebagai nama simpel, sederhana. Tapi, siapa sangka nama "Jokowi" dilelang sebagai domain atau alamat situs internet seharga 100 ribu dolar Amerika Serikat, atau setara Rp 1,1 miliar. Penelusuran Tribun, domain www.jokowi.com, dijual seharga Rp 1,1 miliar oleh salah satu penjual alamat internet ternama di Amerika Serikat, yakni
www.domainmarket.com. Domain jokowi.com tersebut dijual sejak Jokowi resmi diusung sebagai bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), yakni Jumat (14/3). Tatiana Rice, Consultant Domainmarket.com, kepada
TRIBUNnews.com melalui surat elektronik (surel), membenarkan ada domain jokowi.com yang dijual seharga 100 ribu dolar AS. Hingga Rabu (2/4), domain tersebut belum terjual. "Domain itu (jokowi.com), memang masuk daftar jual seharga USD 100.000. Pemiliknya, mempersilakan Anda melakukan penawaran," kata Tatiana, dalam surel balasannya kepada TRIBUNnews.com, Rabu pagi. Selasa malam, TRIBUN mengirim beberapa pertanyaan melalui surat elektronik kepada pihak domainmarket.com. Namun, Tatiana tidak memerinci nama pemilik domain jokowi.com. "Kalau Anda tertarik membeli, tolong hubungi kami saja," imbuhnya. Ia mengatakan, perusahaannya, www.domainmarket.com, memiliki ribuan domain milik orang lain yang didaftarkan di Amerika Serikat dan masuk daftar jual. "Harga domain website yang masuk daftar jual di perusahaan kami variatif. Termurah, dilabeli harga 350 dolar AS (Rp 3,8 juta), dan yang termahal, bisa melebihi 1 juta dolar AS (Rp 11 miliar)," tulis Tatiana Rice. Calon pembeli, tak perlu jauh-jauh datang ke AS kalau mau membeli domain jokowi.com tersebut. Kalau tertarik membeli, seseorang hanya perlu mengisi formulir biodata yang terdapat dalam laman tersebut. Setelah mengisi formulir yang disediakan, pembeli diminta mentransfer uang yang dipatok pemilik domain jokowi.com melalui rekening www.domainmarket.com. Bermodal Rp 100.000 Pemilik domain jokowi.com, tampaknya bakal menjadi miliarder dadakan kalau alamat website tersebut terjual seharga Rp 1,1 miliar. Betapa tidak? Modal awal, biaya pembuatan domain itu tidak sampai menguras dalam-dalam isi kocek. Menurut Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (Pandi), harga pembuatan domain dan termasuk sewa selama satu tahun, rata-rata hanya Rp 100.000. Pandi, adalah organisasi nirlaba yang dibentuk oleh komunitas Internet Indonesia bersama pemerintah pada 29 Desember 2006 untuk menjadi registator domain website ".id" "Biaya membuat domain, baik di Amerika Serikat (.com) maupun di Indonesia (.id), bervariatif. Tapi yang termurah, kekinian adalah Rp 102 ribu untuk satu tahun pemakaian. Setelah habis masanya, bisa kembali diperpanjang sesuai keinginan," ujar Eko Mulyanto, Staf Pelayanan Konsumen Pandi kepada
TRIBUNnews.com. Cara pembuatannya pun terbilang mudah. Eko menuturkan, seseorang hanya perlu mengisi formulir secara online di laman-laman penyedia domain. "Setelahnya, seseorang hanya tinggal mentransfer uang 'sewa' domain tergantung pilihan, bisa setahun, dua tahun, atau lima tahunan," kata Eko.
Eko menuturkan, pembuatan domain memakai satu nama unik atau terkenal hanya untuk dijual, tengah marak dilakukan bagi seseorang yang ingin mendapat keuntungan secara mudah. "Misalnya, anda ingin membuat domain Tribunpapua.com. Bisa saja ada seseorang yang terlebih dulu membuat domain itu, sehingga anda harus membeli kepada orang tersebut dengan harga yang sudah melonjak tinggi," kata Eko. Ia mengatakan, pembuatan nama domain memakai nama seorang tokoh untuk dijual, tidaklah melanggar hukum. Asalkan, mengikuti persyaratan pembuatan domain yang tertera dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Nomor 23 Tahun 2013 tentang Pengelolaan Nama Domain. (Reza Gunadha) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dikky Setiawan