JAKARTA. Sepekan lagi, sidang pertama gugatan Pemerintah Indonesia terhadap Uni Eropa di markas besar Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) di Genewa akan digelar pada 29-30 Maret mendatang. Sidang ini terkait dengan pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) terhadap produk ekspor biodiesel Indonesia.Menjelang sidang tersebut, koalisi asosiasi produsen biodiesel Amerika Serikat (AS) mengadakan petisi untuk mengenakan tuduhan anti dumping dan pengenaan bea masuk (BM) bagi biodiesel Indonesia dan Argentina dengan tarif tinggi. Pasalnya, potensi Indonesia untuk memenangkan gugatan di WTO terbuka lebar karena berkaca pada kesuksesan Argentina.Kondisi ini berpotensi mengganjal jalan mulus Indonesia memenangkan gugatan melawan Uni Eropa di WTO. Sebab petisi ini akan memengaruhi sikap AS di sidang WTO dari semula diharapkan netral, berpotensi tidak netral lagi. Bila petisi ini akhirnya mendapat perhatian dari Kementerian Perdagangan AS, maka peluang ekspor biodiesel Indonesia ke AS akan terganjal. Padahal pasar biodiesel Indonesia ke AS baru berkembang dan menguasai sekitar 5,1% pangsa pasar biodiesel di AS.
Di AS muncul petisi BMAD biodiesel Indonesia
JAKARTA. Sepekan lagi, sidang pertama gugatan Pemerintah Indonesia terhadap Uni Eropa di markas besar Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) di Genewa akan digelar pada 29-30 Maret mendatang. Sidang ini terkait dengan pengenaan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) terhadap produk ekspor biodiesel Indonesia.Menjelang sidang tersebut, koalisi asosiasi produsen biodiesel Amerika Serikat (AS) mengadakan petisi untuk mengenakan tuduhan anti dumping dan pengenaan bea masuk (BM) bagi biodiesel Indonesia dan Argentina dengan tarif tinggi. Pasalnya, potensi Indonesia untuk memenangkan gugatan di WTO terbuka lebar karena berkaca pada kesuksesan Argentina.Kondisi ini berpotensi mengganjal jalan mulus Indonesia memenangkan gugatan melawan Uni Eropa di WTO. Sebab petisi ini akan memengaruhi sikap AS di sidang WTO dari semula diharapkan netral, berpotensi tidak netral lagi. Bila petisi ini akhirnya mendapat perhatian dari Kementerian Perdagangan AS, maka peluang ekspor biodiesel Indonesia ke AS akan terganjal. Padahal pasar biodiesel Indonesia ke AS baru berkembang dan menguasai sekitar 5,1% pangsa pasar biodiesel di AS.