SINGAPURA. Pergerakan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) siang ini (9/9) di pasar Asia jatuh dari level tertingginya dalam dua pekan terakhir. Seperti yang dikutip Bloomberg, harga kontrak minyak jenis WTI untuk pengantaran Oktober turun sebesar 77 sen menjadi US$ 109,76 per barel di New York Mercantile Exchange. Pada 6 September laly, harga kontrak minyak naik 2% menjadi US$ 110,53 per barel yang merupakan level tertinggi sejak 3 Mei 2011. Adapun faktor yang mempengaruhi harga minyak di antaranya yakni tingkat impor minyak mentah China mengerucut pada Agustus dari rekor tertingginya. Asal tahu saja, data pemerintah China yang dirilis kemarin menunjukkan, tingkat impor minyak China pada Agustus hanya mencapai 21,2 juta metrik ton dari yang diekspornya. Meski demikian, isu Suriah masih membayangi pergerakan harga minyak. Menurut Menteri Luar Negeri AS John Kerry, Arab Saudi akan mendukung serangan terhadap Suriah atas tuduhan penggunaan senjata kimia. Sebaliknya, menurut Presiden Rusia Vladimir Putin, negaranya akan terus mendukung pemerintahan Bashar al-Assad. "Banyak sekali hal yang terjadi saat ini. Para trader menunggu adanya kepastian, khususnya perkembangan Suriah," jelas Ric Spooner, chief market analyst CMC Markets di Sydney. Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Oktober turun sebesar 0,5% menjadi US$ 115,56 per barel di ICE Futures Europe exchange.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Di Asia, harga minyak tersandung data impor China
SINGAPURA. Pergerakan harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) siang ini (9/9) di pasar Asia jatuh dari level tertingginya dalam dua pekan terakhir. Seperti yang dikutip Bloomberg, harga kontrak minyak jenis WTI untuk pengantaran Oktober turun sebesar 77 sen menjadi US$ 109,76 per barel di New York Mercantile Exchange. Pada 6 September laly, harga kontrak minyak naik 2% menjadi US$ 110,53 per barel yang merupakan level tertinggi sejak 3 Mei 2011. Adapun faktor yang mempengaruhi harga minyak di antaranya yakni tingkat impor minyak mentah China mengerucut pada Agustus dari rekor tertingginya. Asal tahu saja, data pemerintah China yang dirilis kemarin menunjukkan, tingkat impor minyak China pada Agustus hanya mencapai 21,2 juta metrik ton dari yang diekspornya. Meski demikian, isu Suriah masih membayangi pergerakan harga minyak. Menurut Menteri Luar Negeri AS John Kerry, Arab Saudi akan mendukung serangan terhadap Suriah atas tuduhan penggunaan senjata kimia. Sebaliknya, menurut Presiden Rusia Vladimir Putin, negaranya akan terus mendukung pemerintahan Bashar al-Assad. "Banyak sekali hal yang terjadi saat ini. Para trader menunggu adanya kepastian, khususnya perkembangan Suriah," jelas Ric Spooner, chief market analyst CMC Markets di Sydney. Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Oktober turun sebesar 0,5% menjadi US$ 115,56 per barel di ICE Futures Europe exchange.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News