BENGKULU. Menjelang kedatangan Presiden Joko Widodo di Bengkulu, Selasa (25/11) sore, ratusan kapal penangkap ikan yang menggunakan trawl (pukat harimau) yang biasa beroperasi di Perairan Bengkulu menghilang. "Sejak empat hari lalu kapal yang biasa menangkap ikan menggunakan trawl di laut Bengkulu menghilang, mereka tahu Pak Jokowi ke Bengkulu mau dialog dengan kami nelayan dan kami tahu ada 300 lebih kapal penangkap ikan yang gunakan trawl dan kami akan cerita ke Pak Jokowi itu musuh kami," kata Ucok, salah seorang nelayan Kelurahan Malabero, Kota Bengkulu, pagi tadi. Ucok menceritakan, peralatan trawl dan jaring harimau disimpan oleh pelaku saat kedatangan Presiden. Biasanya, alat itu disimpan di hutan atau ditenggelamkan di tengah laut, namun diberi pelampung dan dipindai dengan menggunakan koordinat GPS.
Di Bengkulu, 300 kapal pukat harimau menghilang
BENGKULU. Menjelang kedatangan Presiden Joko Widodo di Bengkulu, Selasa (25/11) sore, ratusan kapal penangkap ikan yang menggunakan trawl (pukat harimau) yang biasa beroperasi di Perairan Bengkulu menghilang. "Sejak empat hari lalu kapal yang biasa menangkap ikan menggunakan trawl di laut Bengkulu menghilang, mereka tahu Pak Jokowi ke Bengkulu mau dialog dengan kami nelayan dan kami tahu ada 300 lebih kapal penangkap ikan yang gunakan trawl dan kami akan cerita ke Pak Jokowi itu musuh kami," kata Ucok, salah seorang nelayan Kelurahan Malabero, Kota Bengkulu, pagi tadi. Ucok menceritakan, peralatan trawl dan jaring harimau disimpan oleh pelaku saat kedatangan Presiden. Biasanya, alat itu disimpan di hutan atau ditenggelamkan di tengah laut, namun diberi pelampung dan dipindai dengan menggunakan koordinat GPS.