Di bisnis remitansi, BNI membidik 1 juta TKI



JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menargetkan dapat merangkul 1 juta Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri guna mendorong bisnis remitansi perseroan. Target tersebut cenderung optimis mengingat saat ini jumlah TKI di luar negeri berjumlah 1 juta orang. "TKI kita ada 4 juta di luar, target saya 1 juta bisa kami rangkul," kata Adi Sulistyowati, Direktur Hubungan Kelembagaan dan Transaksional Perbankan BNI saat ditemui di Jakarta, Kamis (10/8). Untuk dapat mencapai target tersebut, bank berlogo 46 ini bahkan berencana untuk menyasar enam negara antara lain Jepang, Malaysia, Korea Selatan, Taiwan, Singapura dan Hong Kong. "Sekarang kami juga sudah punya sistem online melalui mobile banking, harapannya transaksi tidak perlu dari outlet lagi," tambahnya. Asal tahu saja, per semester I 2017 jumlah transaksi remitansi yang difasilitasi BNI mencapai 1,8 juta. Dengan nilai transaksi perbulan sekitar Rp 58 juta. Hingga saat ini, BNI tercatat memiliki 9.000 nasabah TKI dalam waktu kurang dari tiga bulan. Nasabah TKI ini digarap perseroan melalui produk Kartu Pekerja Indonesia (KPI) yang dirilis beberapa waktu lalu. "Kami baru tiga bulan sudah ada 9.000 nasabah TKI, 6.000 di Singapura dan 3.000 di Hong Kong. Masih sedikit karena baru dua negara, sebentar lagi kami ke Taiwan, Korea dan Malaysia," ujarnya. Adi menambahkan, jika pihaknya berhasil mencapai target 1 juta nasabah TKI tersebut pihaknya memproyeksi akan mendapat fee based income dari bisnis remitansi sekitar Rp 150 miliar. Sebagai tambahan informasi saja, saat ini BNI telah memiliki tujuh kantor cabang luar negeri yaitu di London, New York, Tokyo, Singapura, Hong Kong, Korea Selatan dan Myanmar. Selain itu BNI juga memiliki kantor maupun representatif yang khusus melayani kebutuhan perbankan TKI yaitu dua limited purpose branch di Singapura, BNI Remittance Limited di Hong Kong, dan juga representative remittance yang terbesar di Malaysia, Korea Selatan, Hong Kong, Qatar, Bahrain, Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Taiwan, Belanda serta Amerika Serikat.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dessy Rosalina