Di Bursa AS, Transaksi Kontrak Kredit Derivatif Semakin Mengerucut



NEW YORK. Untuk kali pertama, para trader credit default swap mengurangi volume kontrak outstanding yang ditransaksikan di pasar bursa Amerika Serikat (AS). Hal itu dilakukan untuk mengurangi risiko karena kondisi bursa yang masih volatile saat ini. Menurut data International Swaps and Derivatives Association (ISDA), pada paruh pertama 2008, volume perdagangan outstanding anjlok dari US$ 62 triliun menjadi US$ 54,6 triliun.

Angka tersebut merupakan penurunan pertama sejak ISDA melakukan survei terhadap para trader sejak 2001 silam. “Keanjlokan volume transaksi ini menunjukkan bahwa ada upaya untuk mengurangi risiko dalam industri ini dan meningkatkan efisiensi,” jelas ISDA Chief Executive Officer Robert Pickel. 

Asal tahu saja, kontrak outstanding telah tumbuh 100 kali lipat dalam tujuh tahun terakhir. Adanya kenaikan tersebut dikarenakan para perusahaan asuransi, hedge fund, dan investor menggunakan kontrak tersebut untuk berspekulasi atas kelayakan kredit perusahaannya. Selain itu, pasar untuk kontrak kredit derivatif semakin mengerucut sejak bangkrutnya Lehman Brothers Inc pada bulan ini.


Jika melihat lagi ke belakang, setelah kolapsnya perusahaan sekuritas Bear Stearns Cos pada Maret lalu, sekitar 17 bank yang menangani sekitar 90% kontrak credit derivatives telah menyepakati sejumlah langkah untuk mengurangi risiko pada pasar.

Pada tahap awal kesepakatan yang diselesaikan pada 27 Agustus lalu, terdapat 14 dealer yang ikut berpartisipasi. Pada waktu itu, disepakati untuk mengurangi kontrak pada perusahaan telekomunikasi Amerika Utara sebesar 56%. Sedangkan tahap kedua diselesaikan pada 4 September yang diikuti oleh 15 dealer. Pada tahap ini, tercapai kesepakatan untuk memangkas kontrak perusahaan telekomunikasi Eropa sebanyak 53%.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie