Di Indonesia, peserta pensiun cuma 3 juta



JAKARTA. Manulife Investor Sentiment Index (MISI) memperkirakan, 75% masyarakat Indonesia masih harus bekerja sampai akhir umur 60 tahun-an untuk mencukupi kebutuhan masa tua nanti. Pasalnya, bukan cuma karena kurangnya perhatian masyarakat terhadap kebutuhan masa tua, melainkan juga karena masih banyak yang membuat perhitungan yang keliru.

Kenyataannya, di Indonesia sendiri masyarakat yang tercatat menjadi peserta pensiun baru 3 juta orang. Jumlah itu berasal dari industri dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) dan dana pensiun pemberi kerja (DPPK). “Cuma 3 juta dari total penduduk Indonesia yang merencanakan masa pensiun,” ujar Nur Hasan Kurniawan, Chief of Employee Benefits PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, Selasa (11/2).

Survei yang dilakukan Manulife pada kuartal keempat tahun lalu mencatat, masih sedikit masyarakat yang merencanakan kebutuhan pensiun mereka. Maklum, pensiun belum menjadi prioritas. Tengok saja, aset industri DPLK baru mencapai Rp 29 triliun hingga akhir tahun lalu. Sementara, DPPK mengelola dana sebesar Rp 158 triliun pada periode yang sama.


Angka ini terpaut jauh jika dibandingkan dengan aset industri perbankan yang tembus Rp 5.500 triliun. Tak heran memang, mengingat hasil riset MISI melansir, 48% masyarakat Indonesia masih menaruh uang tunai mereka dalam bentuk tabungan atau deposito. “Dana tunai lebih disukai masyarakat,” pungkasnya.

MISI merupakan survei ekskusif yang dilakukan Manulife setiap kuartal. Survei ini mengukur dan melacak pandangan investor. Di Asia, MISI dilakukan di tujuh negara yang didasarkan pada 500 wawancara online. Responden adalah investor kelas menengah hingga papan atas yang berusia 25 tahun ke atas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia