Di KTT Asean APT, Ma’ruf Amin Beberkan Pentingnya APT Untuk Hadapi Dinamika Global



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin memimpin Delegasi RI untuk bertemu dengan Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan dalam Pertemuan KTT ke-27 ASEAN Plus Three (APT), yang dilaksanakan pada hari Kamis (10/10) di National Convention Center (NCC) dalam Rangkaian KTT ke-44 dan 45 ASEAN.

Mengawali pidatonya, Ma’ruf menandaskan pentingnya APT untuk membangun tata kelola kawasan menjadi semakin berdaya tahan guna menghadapi berbagai dinamika situasi Dunia, termasuk mengadopsi kemajuan teknologi.

Adapun APT yang telah dibentuk sejak 27 tahun lalu harus memiliki mekanisme yang efektif untuk menjaga ketahanan pangan, stabilitas keuangan, manajemen bencana, serta kesejahteraan masyarakat.


“Kita perlu pastikan APT terus menjadi jangkar yang kuat untuk memastikan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran masyarakat,” tegas Ma’ruf dalam keterangan tertulisnya, Kamis (10/10).

Ma’ruf mengusulkan dua prioritas utama yang perlu dilaksanakan APT. Diantaranya, APT diharapkan menjadi jangkar stabilitas dan perdamaian karena akan menjadi pondasi utama agar potensi ekonomi kawasan dapat dioptimalkan. 

Baca Juga: Wapres Ma’ruf Amin Beberkan Tiga Pilar Kerjasama KTT Ke-4 Asean-Australia

“APT harus memperkuat mekanisme tanggap darurat seperti Chiang Mai Initiative dan jalur hotline antara otoritas maritim dalam merespon krisis secara cepat,” tambahnya.

Sebagai informasi, pada Mei 2024 lalu, The 27th ASEAN+3 Finance Ministers’ and Central Bank Governors’ Meeting berhasil menyepakati mekanisme Rapid Financing Facility (RFF) dalam kerangka Chiang Mai Iniative (Multilateralisation).

RFF adalah skema pembiayaan yang dapat diakses oleh negara-negara anggota untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan dalam menghadapi goncangan eksternal seperti pandemi atau bencana alam.

Fasilitas ini dapat menggunakan Freely Usable Currencies (FUC) yaitu Dollar AS, Yen Jepang, atau Yuan Tiongkok. RFF difinalisasi tahun ini dengan target peluncuran di tahun 2025.

Kemudian, jangkar kemakmuran yang salah satunya dapat dilaksanakan melalui optimalisasi Persetujuan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP). Hal ini diyakini akan memperkuat integrasi ekonomi kawasan yang lebih dalam. 

“Saya juga menyambut baik Pernyataan Bersama APT tentang Konektivitas Rantai Pasok Regional.  Ke depan, APT perlu prioritaskan inovasi ekonomi digital, termasuk digitalisasi UMKM, dan penerapan pembayaran digital lintas negara,” tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto  mengharapkan APT bisa mewujudkan kerja sama yang nyata dalam bidang transisi energi bersih, transformasi ekonomi digital dan konektivitas industri otomotif, terutama kendaraan berbasis listrik dan bahan bakar ramah lingkungan.

“Pada prinsipnya, APT memiliki pandangan politik yang selaras, yakni saling menjaga stabilitas keamanan dan politik sebagai fundamental kerja sama antar kawasan. Apalagi APT dibentuk saat itu untuk mengatasi krisis Asia secara bersama-sama,” kata Airlangga.

Ia menambahkan, sekalipun dinamika persaingan di dunia saat ini semakin ketat, APT harus dapat menjadi cerminan kerja sama kawasan yang saling berkolaborasi dan menguntungkan.

Lebih lanjut, Airlangga membeberkan, adanya persaingan antara negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia berdampak pada munculnya aturan-aturan perdagangan global yang semakin ketat dan sering kali saling mengunci.

Menurutnya, APT harus dapat mempromosikan pentingnya kolaborasi. Beberapa tantangan global memerlukan solusi inovatif, seperti perubahan iklim, perubahan lanskap ekonomi akibat geopolitik, populasi yang menua dan juga proteksionime.

Airlangga juga menegaskan APT harus menjadi salah satu mekanisme dengan mengedepankan Nilai-Nilai Asia (Asia Value). Pertemuan KTT Trilateral Tiongkok-Jepang-Korea yang dilaksanakan pada Mei 2024 lalu menjadi titik balik kerja sama APT ke depan yang lebih efektif.

Baca Juga: Pandawa Agri Fokus Ciptakan Ekosistem Pertanian yang Lebih Berkelanjutan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati