TRIPOLI. Gejolak krisis di Libya kian memanas. Kemarin (19/2), militer Libya menembak mati 84 demonstran. Angka ini dirilis oleh Human Rights Watch (HRW) yang berbasis di New York. Kelompok pejuang hak asasi manusia itu juga mengecam kekerasan yang terjadi. Saat ini, fokus utama demonstran melawan Kolonel Muammar Kadhafi adalah pusat kota kedua yakni Benghazi. Pada Jumat (18/2) lalu, sebuah rumah sakit di kota tersebut melaporkan jumlah demosntran yang tewas sudah mencapai 35 orang. "Kami menelpon seluruh dokter di Benghazi untuk datang ke rumah sakit. Selain itu, kami juga minta semua orang untuk menyumbangkan darahnya. Saya tidak pernah menyaksikan hal seperti ini sebelumnya," jelas salah seorang dokter senior di rumah sakit itu.HRW juga mengungkapkan, para demonstran di empat kota lainnya seperti al Bayda, Ajdabiya, Zawiya, dan Darnah, juga banyak yang tewas terkena tembakan militer pada Jumat lalu. Berdasarkan ungkapan saksi mata, pihak militer melepaskan tembakan di Benghazi pada Jumat akhir pekan lalu ketika aksi para demonstran kian mendekati rumah yang ditinggali Kadhafi pada saat ia berkunjung ke kota itu, yang terletak sekitar 1.000 km dari ibukota Tripoli. Terkait hal itu, sejumlah media lokal di negara itu mengancam akan melakukan aksi pembalasan jika aksi kekerasan terus berlanjur. Apalagi saat ini, pemerintah Libya terus beruaya membungkam media lewat sejumlah pelarangan. Bahkan, Facebook dan al-Jazeera Arabic diblokir.
Di Libya, 84 demonstran tewas ditembak militer
TRIPOLI. Gejolak krisis di Libya kian memanas. Kemarin (19/2), militer Libya menembak mati 84 demonstran. Angka ini dirilis oleh Human Rights Watch (HRW) yang berbasis di New York. Kelompok pejuang hak asasi manusia itu juga mengecam kekerasan yang terjadi. Saat ini, fokus utama demonstran melawan Kolonel Muammar Kadhafi adalah pusat kota kedua yakni Benghazi. Pada Jumat (18/2) lalu, sebuah rumah sakit di kota tersebut melaporkan jumlah demosntran yang tewas sudah mencapai 35 orang. "Kami menelpon seluruh dokter di Benghazi untuk datang ke rumah sakit. Selain itu, kami juga minta semua orang untuk menyumbangkan darahnya. Saya tidak pernah menyaksikan hal seperti ini sebelumnya," jelas salah seorang dokter senior di rumah sakit itu.HRW juga mengungkapkan, para demonstran di empat kota lainnya seperti al Bayda, Ajdabiya, Zawiya, dan Darnah, juga banyak yang tewas terkena tembakan militer pada Jumat lalu. Berdasarkan ungkapan saksi mata, pihak militer melepaskan tembakan di Benghazi pada Jumat akhir pekan lalu ketika aksi para demonstran kian mendekati rumah yang ditinggali Kadhafi pada saat ia berkunjung ke kota itu, yang terletak sekitar 1.000 km dari ibukota Tripoli. Terkait hal itu, sejumlah media lokal di negara itu mengancam akan melakukan aksi pembalasan jika aksi kekerasan terus berlanjur. Apalagi saat ini, pemerintah Libya terus beruaya membungkam media lewat sejumlah pelarangan. Bahkan, Facebook dan al-Jazeera Arabic diblokir.