Di Libya, Pertamina Berhadapan dengan CNPC



JAKARTA. PT Pertamina (Persero) akan bersaing dengan China National Petroleum Corporation (CNPC) untuk mengakuisisi saham Verenex Energy Inc yang memegang 50% kepemilikan di blok minyak Area 47, Libya.

Mantan Direktur Utama Pertamina Ari Hernanto Soemarno menyebut, rencana akuisisi kepemilikan Verenex di blok tersebut merupakan salah satu upaya perseroan dalam meningkatkan produksi minyaknya. Namun, Ari mengaku, Pertamina bukan satu-satunya perusahaan yang berminat atas blok tersebut.

"Pertamina lolos sebagai salah satu competitive bidder dari tiga bidder yang lolos untuk mengakuisisi kepemilikan Verenex di Libya," ujar Ari dalam acara talkshow yang digelar salah satu stasiun radio swasta, Sabtu (7/2).


Selain Verenex, separuh lagi kepemilikan blok minyak Area 47 dipegang oleh PT Medco Energi Internasional Tbk. Sehingga, kalau Pertamina sukses terpilih sebagai pembeli seluruh kepemilikan tersebut maka akan ada dua perusahaan Indonesia yang mengoperasikan salah satu blok di negara kaya minyak tersebut.

Ari menambahkan, perseroan sudah mengiming-imingi perusahaan minyak asal Kanada, Verenex dengan duit sebanyak US$ 300 juta untuk melepas kepemilikannya di blok tersebut.

Namun, aksi mengajukan penawaran tersebut sedikit terlambat ketimbang pengajuan penawaran yang dilakukan oleh CNPC sejak Desember tahun lalu. Meskipun jumlah duit yang ditawarkan perusahaan China tersebut sama dengan yang diajukan Pertamina. Maklum saja pemberitahuan dari Verenex bahwa Pertamina lolos seleksi untuk dapat mengakuisisi kepemilikan baru diterima 27 Januari lalu.

"Lihat saja hasilnya nanti, karena kan Pertamina baru menawar sementara evaluasinya kan di luar sana," kata Ari.

Direktur Operasional Medco Energi Lukman Mahfoedz mengaku akan sangat mendukung kalau Pertamina bisa mendapatkan separuh kepemilikan blok minyak Area 47 tersebut. "Sebenarnya sama saja dengan siapa kita akan bekerjasama. Tetapi kalau dengan Pertamina kita sudah biasa kerjasama dalam beberapa pengembangan proyek upstream maupun downstream. Komunikasi antar sesama perusahaan Indonesia tentu akan lebih baik," kata Lukman.

Sementara, pihak Verenex tampaknya masih bungkam dan tidak mau memberikan spekulasi atas penawaran yang masuk. Mengutip Dow Jones Newswire, Chief Financial Officer Verenex Ken Hillier hanya mengakui saat ini memang sudah ada penawaran yang masuk. "Tetapi kami tidak akan mengomentari penawaran dari masing-masing perusahaan itu satu per satu," ujarnya.

Namun, bukan berarti dengan membuka kesempatan kepada perusahaan lain untuk mengajukan penawaran maka Verenex tidak berminat mengembangkan blok tersebut sendiri. "Tergantung dari berapa besar penawaran yang masuk. Verenex akan memutuskan jadi menjual atau tidaknya blok tersebut pada kuartal pertama 2009," tambah Hillier.

Blok minyak Area 47 di Libya diperkirakan mengandung cadangan 2,15 juta barel minyak ekuivalen. Makanya ada banyak perusahaan minyak internasional yang pernah menyatakan berminat memilikinya. Antara lain ENI SpA, Occidental Petroleum Corp, BP PLC dan Repsol YPF SA. Pertamina sendiri telah memiliki dua area di Libya yakni area 17 dan area 123 yang masih dalam tahapan eksplorasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie