JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastructur Tbk (TBIG) tidak terlalu gencar melakukan ekspansi organik. Tahun ini TBIG hanya berencana menambah 2.000 menara atau sama dengan tahun lalu. Per akhir 2014, jumlah menara TBIG telah mencapai 11.820 menara dengan 19.076 penyewaan. Jika target tercapai, maka tahun ini jumlah menara TBIG akan mencapai 13.800 menara. Helmi Yusman Santoso, Direktur Keuangan TBIG mengatakan, pembangunan menara akan tergantung permintaan dari perusahaan telekomunikasi. "Pembangunan tergantung order, namun kami siapkan dananya dulu," ujarnya usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Rabu (27/5). Perseroan telah menyiapkan dana anggaran belanja modal (capex) hingga Rp 2 triliun. Dana tersebut berasal dari kas internal dan pinjaman. Di tahun 2014, EBITDA TBIG telah mencapai Rp 2,8 triliun. Tahun ini, perseroan memperkirakan EBITDA akan mencapai Rp 3 triliun. "Jika kami nantinya banyak mendapat permintaan pembangunan tower, maka dana internal mungkin tidak cukup sehingga harus menarik pinjaman," lanjut Helmi. Tahun lalu, TBIG telah memperoleh fasilitas pinjaman senilai US$ 1 miliar. Dari fasilitas tersebut perseroan baru menarik US$ 650 juta. Dengan demikian, masih ada sisa pinjaman US$ 350 yang dapat digunakan untuk tambahan dana capex. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Di luar akuisisi, TBIG pasang target konservatif
JAKARTA. PT Tower Bersama Infrastructur Tbk (TBIG) tidak terlalu gencar melakukan ekspansi organik. Tahun ini TBIG hanya berencana menambah 2.000 menara atau sama dengan tahun lalu. Per akhir 2014, jumlah menara TBIG telah mencapai 11.820 menara dengan 19.076 penyewaan. Jika target tercapai, maka tahun ini jumlah menara TBIG akan mencapai 13.800 menara. Helmi Yusman Santoso, Direktur Keuangan TBIG mengatakan, pembangunan menara akan tergantung permintaan dari perusahaan telekomunikasi. "Pembangunan tergantung order, namun kami siapkan dananya dulu," ujarnya usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Rabu (27/5). Perseroan telah menyiapkan dana anggaran belanja modal (capex) hingga Rp 2 triliun. Dana tersebut berasal dari kas internal dan pinjaman. Di tahun 2014, EBITDA TBIG telah mencapai Rp 2,8 triliun. Tahun ini, perseroan memperkirakan EBITDA akan mencapai Rp 3 triliun. "Jika kami nantinya banyak mendapat permintaan pembangunan tower, maka dana internal mungkin tidak cukup sehingga harus menarik pinjaman," lanjut Helmi. Tahun lalu, TBIG telah memperoleh fasilitas pinjaman senilai US$ 1 miliar. Dari fasilitas tersebut perseroan baru menarik US$ 650 juta. Dengan demikian, masih ada sisa pinjaman US$ 350 yang dapat digunakan untuk tambahan dana capex. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News