Di mana ada orang, di situ Anda jualan (1)



Kehadiran internet dan kantong-kantong media sosial telah banyak mengubah perilaku sosial orang Indonesia. Di pergaulan global, orang Indonesia sudah terkenal sebagai pengguna jejaring sosial yang sangat aktif.

Keaktifan orang kita memakai media sosial boleh jadi banyak dipengaruhi karakter masyarakat yang senang berbagi apapun, termasuk lewat social media.

Dengan jumlah populasi nan besar, lebih dari 247 juta jiwa, ditambah karakter suka berbagi itu, tidak heran bila popularitas media sosial di negeri ini betul-betul moncer. Indikasinya adalah jumlah pengguna aktif media sosial.


Indonesia tercatat sebagai negara dengan pengguna aktif Facebook nomor tiga terbesar di dunia. Sekitar 63 juta orang aktif mengakses Facebook melalui mobile phone mereka. Angka itu diperkirakan akan membengkak menjadi 95 juta orang pada 2018.

Tapi, Facebook bukan satu-satunya media sosial favorit orang Indonesia. Situs microblogging Twitter juga menyedot minat jutaan orang Indonesia. Tak kurang dari 50 juta orang Indonesia aktif berkicau di jejaring sosial berlambang burung dengan kelir biru itu.

Bagi pelaku usaha, angka-angka tersebut menawarkan peluang bisnis yang tidak kecil. Media sosial bisa juga dimanfaatkan untuk keperluan bisnis.

"Bahkan, kalau Anda pandai mengelolanya, media itu bisa menjadi begitu efektif dalam menjaring pelanggan yang begitu banyak," kata Wahyu Saidi, konsultan wirausaha.

Meski membuka lapak di jejaring sosial bisa menyalahi fungsi utamanya sebagai wadah komunikasi dan interaksi, enggak ada salahnya memakai media sosial sebagai ladang memanen untung.

Sebab, transaksi jual beli tidak hanya ada di pasar, juga di ruang privat seperti melalui akun media sosial. Tambah lagi, banyak operator media sosial menawarkan akun secara gratis kepada setiap penggunanya, tak terkecuali yang berniat jualan secara online.

Cuma, itu tadi, "Anda harus memahami fungsi media sosial sebagai ajang silaturahim para pemakainya sebagai dasar untuk melakukan promosi di media sosial," ujar Wahyu.

Salah satu keuntungan aktif di media sosial, menurut Wahyu, adalah Anda bisa mengetahui secara langsung apa yang sedang menjadi tren di masyarakat. Anda juga bisa mengetahui keinginan mereka. Lalu, Anda bisa meningkatkan merek usaha sehingga lebih dikenal dan mendapat pelanggan baru.

“Media sosial bisa difungsikan sebagai corong supaya produk dikenal lebih luas lagi,” tambah Yukka Herlanda, pendiri Brodo, toko fashion pria online. 

Tapi, masing-masing media sosial punya karakteristik. Sifat khas ini yang membuat Anda harus jeli dalam membuka lapak di media sosial.

Contoh, jika yang menjadi prioritas adalah kecepatan dalam transaksi atau respons pembeli, Anda perlu mempertimbangkan membuka lapak di jejaring sosial yang memiliki tingkat interface dan impresi yang tinggi, seperti Facebook dan Instagram.

Walau banyak pilihan saluran penjualan dengan karakteristiknya masing-masing, Nukman Luthfie, pengamat media sosial, memberi saran: jualan di media sosial sebaiknya jangan hanya di satu channel, kalau perlu menggunakan semua channel yang ada.

"Kalau jualan prinsipnya adalah di mana ada orang di situ kamu jual," katanya.

(Bersambung) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan