KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Krisis pasokan listrik China efeknya lebih besar dari krisis utang Evergrande Group. Efek dari krisis listrik akibat pasokan batubara di China ini bakalan lebih terasa terhadap ekonomi dunia. Investor juga sudah tak mengkhawatirkan efek dari Evergrande. Sementara investor terlihat lebih khawatir dengan efek dari krisis listrik. Goldman Sachs dan Nomura telah merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi China tahun ini . Lalu saham produsen kimia China, pembuat mobil dan perusahaan pengiriman telah jatuh. Sementara stok energi terbarukan melonjak. Hingga kini investor masih bisa mengerdilkan setiap dampak dari masalah likuiditas di pengembang properti Evergrande, dengan kewajiban US$ 305 miliar, yang mengguncang saham properti dan obligasi bulan ini. "Krisis Evergrande telah berlangsung cukup lama, dan saya pikir risikonya akan berkurang dengan cara yang ditargetkan," kata Yuan Yuwei, manajer dana lindung nilai di Water Wisdom Asset Management.
Sementara kalau pemadaman listrik akan merusak keseimbangan pasokan-permintaan, memberikan pukulan langsung terhadap konsumsi dan ekonomi riil. "Kejatuhannya lebih mungkin di luar kendali," kata Yuan. Terkait dengan Evergrande sendiri, investor mulai percaya diri. Beberapa investor bertaruh ke saham pengembang kembali. "Kami telah kekurangan pengembang, tetapi secara bertahap telah membeli kelemahan ini," kata Rob Mumford, manajer investasi GAM Investments yang berbasis di Hong Kong.