JAKARTA. Partai Golongan Karya (Golkar) akhirnya memutuskan arah politiknya. Partai pohon beringin ini memutuskan merapat ke koalisi Prabowo Subianto - Hatta Rajasa. "Seluruh Golkar memberikan dukungan kepada pasangan ini," kata Sekjen Golkar Idrus Marham, Senin (19/5). Sontak saja, seluruh pendukung pasangan Prabowo-Hatta mengelu-elukan partai Golkar. Suasana penuh semangat memenuhi rumah Polonia tempat deklarasi duet Prabowo - Hatta. Idrus menjelaskan alasan Golkar memilih masuk gerbong koalisi yang dibangung Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) berdasarkan berbagai pertimbangan. Tentunya setelah jalinan komunikasi politik yang mendalam antara Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie dengan Prabowo. Intinya, tantangan pemerintahan mendatang cukup pelik. Tantangan itu bbisa diatasi hanya oleh pemimpin yang kuat. "Aburizal berpandangan kepemimpinan kuat itu ada di Prabowo," jelasnya. Selain itu, pemimpin itu harus memiliki kompetensi dan tidak cukup popularitas. "Sesungguhnya aspirasi rakyat ada di pasangan Prabowo-Hatta," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Di menit akhir, Golkar merapat ke Prabowo-Hatta
JAKARTA. Partai Golongan Karya (Golkar) akhirnya memutuskan arah politiknya. Partai pohon beringin ini memutuskan merapat ke koalisi Prabowo Subianto - Hatta Rajasa. "Seluruh Golkar memberikan dukungan kepada pasangan ini," kata Sekjen Golkar Idrus Marham, Senin (19/5). Sontak saja, seluruh pendukung pasangan Prabowo-Hatta mengelu-elukan partai Golkar. Suasana penuh semangat memenuhi rumah Polonia tempat deklarasi duet Prabowo - Hatta. Idrus menjelaskan alasan Golkar memilih masuk gerbong koalisi yang dibangung Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) berdasarkan berbagai pertimbangan. Tentunya setelah jalinan komunikasi politik yang mendalam antara Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie dengan Prabowo. Intinya, tantangan pemerintahan mendatang cukup pelik. Tantangan itu bbisa diatasi hanya oleh pemimpin yang kuat. "Aburizal berpandangan kepemimpinan kuat itu ada di Prabowo," jelasnya. Selain itu, pemimpin itu harus memiliki kompetensi dan tidak cukup popularitas. "Sesungguhnya aspirasi rakyat ada di pasangan Prabowo-Hatta," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News