JAKARTA. Penarikan dana besar-besaran oleh asing menyebabkan harga kontrak forward rupiah kian melemah jika dibandingkan nilai rupiah di pasar spot. Mengutip situs Bloomberg, pada pukul 09.55 WIB, kontrak rupiah non deliverable forward (NDF) untuk pengantaran satu bulan ke depan melemah 1,4% menjadi 10.260 per dollar AS. Ini merupakan level terlemah sejak 3 September 2009. Sementara, posisi rupiah di pasar spot melemah 0,1% menjadi 9.810. Spread antara pasar NDF dan pasar spot kian meningkat menjadi 4,4%, terbesar sejak Oktober 2011 lalu. Langkah investor asing dalamĀ menarik dananya tersebut dipicu oleh kecemasan akan minimnya ketersediaan dollar AS di pasar lokal. Data Kementrian Keuangan dan Bursa efek Indonesia menunjukkan, investor asing sudah menarik dana senilai US$ 812 juta dari pasar obligasi berdenominasi rupiah dan pasar saham di sepanjang Juni. Mereka berspekulasi, the Federal Reserve akan memangkas nilai program pembelian kembali obligasi yang nantinya akan berdampak pada aliran dana ke emerging markets, termasuk Indonesia. Sentimen lainnya adalah Indonesia mencatatkan defisit neraca perdagangan yang sudah berlangsung selama enam kuartal berturut-turut. "Fundamental rupiah terlihat sangat lemah. Jika melihat besarnya defisit neraca perdagangan, Indonesia membutuhkan arus dana asing senilai US$ 1 miliar per bulannya untuk menahan laju pelemahan rupiah," jelas Khoon Goh, senior strategist Australia & New Zealand Banking Group Ltd di Singapura.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Di pasar NDF, rupiah sudah menembus 10.000
JAKARTA. Penarikan dana besar-besaran oleh asing menyebabkan harga kontrak forward rupiah kian melemah jika dibandingkan nilai rupiah di pasar spot. Mengutip situs Bloomberg, pada pukul 09.55 WIB, kontrak rupiah non deliverable forward (NDF) untuk pengantaran satu bulan ke depan melemah 1,4% menjadi 10.260 per dollar AS. Ini merupakan level terlemah sejak 3 September 2009. Sementara, posisi rupiah di pasar spot melemah 0,1% menjadi 9.810. Spread antara pasar NDF dan pasar spot kian meningkat menjadi 4,4%, terbesar sejak Oktober 2011 lalu. Langkah investor asing dalamĀ menarik dananya tersebut dipicu oleh kecemasan akan minimnya ketersediaan dollar AS di pasar lokal. Data Kementrian Keuangan dan Bursa efek Indonesia menunjukkan, investor asing sudah menarik dana senilai US$ 812 juta dari pasar obligasi berdenominasi rupiah dan pasar saham di sepanjang Juni. Mereka berspekulasi, the Federal Reserve akan memangkas nilai program pembelian kembali obligasi yang nantinya akan berdampak pada aliran dana ke emerging markets, termasuk Indonesia. Sentimen lainnya adalah Indonesia mencatatkan defisit neraca perdagangan yang sudah berlangsung selama enam kuartal berturut-turut. "Fundamental rupiah terlihat sangat lemah. Jika melihat besarnya defisit neraca perdagangan, Indonesia membutuhkan arus dana asing senilai US$ 1 miliar per bulannya untuk menahan laju pelemahan rupiah," jelas Khoon Goh, senior strategist Australia & New Zealand Banking Group Ltd di Singapura.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News