Di Piala Dunia 2018 yang ini, para penyihir AS menjadi juara



KONTAN.CO.ID - FLORENCE. Sudah bosan dengan Piala Dunia sepak bola dengan bola tunggal, pemain yang terikat di bumi, dan ketergantungan melelahkan pada hukum fisika?

Lebih dari 6.000 kilometer jauhnya dari Moskow, di kota Florence, Italia, Amerika Serikat menyapu kemenangan pada hari Minggu dalam kontes yang lebih ajaib: Piala Dunia Quidditch. Ini adalah permainan yang diimpikan di buku-buku Harry Potter karya J.K. Rowling.

Lebih dari 800 pemain, termasuk dari Islandia dan Hong Kong, mengambil bagian dalam turnamen terbesar olahraga para penyihir yang pernah dipentaskan di alam muggle.


Dalam permainan di kehidupan nyata, dua tim beranggotakan tujuh pemain berlarian dengan sapu terbang di antara kaki mereka dan terlibat dalam kontes kontak-kontak berskala penuh dengan unsur rugby, dodgeball, dan gulat.

Di babak awal, tim favorit AS dan Australia bersaing dalam suhu yang sangat panas. Pada semifinal pertama, Tim AS mengalahkan Inggris, berebut melaju ke final untuk keempat kalinya. Belgia menjadi finalis pertama setelah mengalahkan Turki.

Amerika Serikat akhirnya memangi pertandingan, setelah Harry Greenhouse meraih 'snitch' dalam beberapa menit setelah masuk ke lapangan.

Piala Dunia Quidditch pertama diadakan di Oxford, Inggris, pada tahun 2012. Waktu itu AS juga menjadi juara. Tim yang sama meraih gelar itu lagi pada tahun 2014, tetapi Australia merebut kemenangan dua tahun lalu di Frankfurt, Jerman.

Editor: Hasbi Maulana