HONG KONG. Bursa emerging market terlihat cerah pada transaksi hari ini (4/9). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 14.07 waktu Hong Kong, indeks MSCI Emerging markets naik 0,3% menjadi 936,37. Delapan dari sepuluh sektor yang terhimpun pada bursa emerging mencatatkan kenaikan. Adapun sektor yang mencatatkan lompatan terbesar adalah sektor kesehatan dan barang-barang material. Bursa saham India, yakni S&P BSE Sensex Index menorehkan kenaikan tertinggi dengan kenaikan 1,7%. Beberapa saham yang pergerakannya mempengaruhi bursa Asia adalah Infosys Ltd dan Tata Consultancy Services Ltd yang menanjak masing-masing 2%. Sebaliknya, bursa Filipina dan Indonesia sama-sama terpuruk dengan mencatatkan penurunan setidaknya 1,8%. Adapun salah satu faktor yang mempengaruhi bursa emerging adalah investor tengah menunggu rilis Beige Book the Federal Reserve. "Situasi di Suriah masih akan menimbulkan risiko pada pasar saham dalam jangka pendek. Meski demikian, belum ada sinyal jelas mengenai proses pemulihan ekonomi di Eropa dan China. Pertumbuhan ekonomi AS masih akan menjadi pendorong positif bagi pasar saham dalam jangka panjang," jelas Sasikom Charoesuwan, head of research Phillip Securities Pcl di Bangkok. Sekadar tambahan informasi, pada pukul 14.05, IHSG terpangkas 2% menjadi 4.081,8. Ada 193 saham yang melorot. Sementara, jumlah saham yang naik hanya sebanyak 62 saham. Sedangkan 52 saham lainnya diam tak bergerak. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Di saat bursa emerging naik, IHSG terpuruk
HONG KONG. Bursa emerging market terlihat cerah pada transaksi hari ini (4/9). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 14.07 waktu Hong Kong, indeks MSCI Emerging markets naik 0,3% menjadi 936,37. Delapan dari sepuluh sektor yang terhimpun pada bursa emerging mencatatkan kenaikan. Adapun sektor yang mencatatkan lompatan terbesar adalah sektor kesehatan dan barang-barang material. Bursa saham India, yakni S&P BSE Sensex Index menorehkan kenaikan tertinggi dengan kenaikan 1,7%. Beberapa saham yang pergerakannya mempengaruhi bursa Asia adalah Infosys Ltd dan Tata Consultancy Services Ltd yang menanjak masing-masing 2%. Sebaliknya, bursa Filipina dan Indonesia sama-sama terpuruk dengan mencatatkan penurunan setidaknya 1,8%. Adapun salah satu faktor yang mempengaruhi bursa emerging adalah investor tengah menunggu rilis Beige Book the Federal Reserve. "Situasi di Suriah masih akan menimbulkan risiko pada pasar saham dalam jangka pendek. Meski demikian, belum ada sinyal jelas mengenai proses pemulihan ekonomi di Eropa dan China. Pertumbuhan ekonomi AS masih akan menjadi pendorong positif bagi pasar saham dalam jangka panjang," jelas Sasikom Charoesuwan, head of research Phillip Securities Pcl di Bangkok. Sekadar tambahan informasi, pada pukul 14.05, IHSG terpangkas 2% menjadi 4.081,8. Ada 193 saham yang melorot. Sementara, jumlah saham yang naik hanya sebanyak 62 saham. Sedangkan 52 saham lainnya diam tak bergerak. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News