JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menyundul rekor baru tertinggi sepanjang sejarah di penutupan sesi pertama, Jumat (14/9). Investor asing banyak berburu saham-saham
blue chips sehingga mencatatkan beli bersih sebesar Rp 841,24 miliar. "Sentimen Quantitative Easing tahap 3 (QE3) dari The Fed memang terbukti perkasa memberikan dorongan positif terhadap pergerakan pasar,' kata Fridian kepada KONTAN, Jumat (14/9). Di samping itu, optimisme Amerika Serikat (AS) terhadap keadaan ekonomi mereka tahun 2013-2014 mendatang turut menumbuhkan kepercayaan pasar lagi.
AS merevisi naik pertumbuhan ekonomi mereka tahun 2013, dari 2.5% menjadi 3%. "Angka pengangguran yang menjadi masalah utama sektor ketenagakerjaan AS juga diprediksi mampu turun ke level 6,7%-7,3% di dalam dua tahun mendatang," jelasnya. Namun Fridian mengingatkan, di tengah euforia AS, investor juga perlu memperhatikan perkembangan Yunani. Pembayaran dana talangan mereka ditunda hinga November akibat tidak memenuhi syarat-syarat dana bailout. Fridian mengakui dengan fundamental seperti ini, investor cocok memegang saham-saham dengan kinerja baik. Sedangkan bagi para trader, secara tekhnikal IHSG memiliki kemungkinan untuk mengalami profit taking dalam waktu dekat. Ia melihat di sesi kedua kenaikan IHSG sudah mulai terbatas. "Sebaiknya likuidasi posisi bagi para trader," sarannya. Jika penguatan berlanjut, maka level
resistance tujuan IHSG selanjutnya berada pada level 123,6%
fibonacci retracement, atau di area 4.380 sebagai target hingga akhir tahun ini. "Namun untuk jangka pendek,
resistance kemungkinan akan berada pada level 4.300, dengan support di 4.215." terang Fridian Saham-saham dari sektor komoditas terbukti telah memberikan keuntungan yang cukup menarik. Saham-saham pertambangan barubara, mineral serta komoditas perkebunan (CPO) hampir seluruhnya naik lebih dari 5% dalam 2 hari terakhir. Jika sudah beli dari kemarin, ia berkata saham-saham itu masih cukup baik untuk dipegang. Paling tidak hingga pembukaan perdagangan pekan depan. "Namun jika ingin melakukan akumulasi pembelian, sebaiknya menunggu jika harga saham-saham tersebut kembali terkoreksi," urainya.
Selain pertambangan, saham-saham perbankan juga terlihat cukup menarik untuk
buy on weakness, seperti BMRI, BBRI, BBTN, ADRO, HRUM, PTBA, UNTR, INCO, LSIP, dan AALI. Analis MNC Securities Edwin Sebayang menimpali, potensi dollar AS yang akan membanjiri pasar modal akan membuat reli harga saham komoditas. Pada sesi kedua, Edwin memprediksi IHSG menuju ke 4.280. "Peluang IHSG ke 4.500 sampai akhir tahun akan terbuka," singkat Edwin. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: