Di sesi II, IHSG diproyeksikan sideways



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sesi I ditutup menguat 19,15 poin atau naik 0,42% menjadi 4.616,93%. Tercatat ada 112 saham yang naik dan ada 89 saham turun dan 94 saham diam tak bergerak.

Hampir semua sektor parkir di zona hijau, kecuali sektor basic industri yang justru turun 0,08%, sektor pertambangan turun 0,61% dan perkebunan turun 2,63%. Menanggapi hal ini, analis Trust Securities Reza Priyambada bilang, laju bursa hari ini dipicu oleh kenaikan bursa saham Asia.

Kenaikan IHSG tersebut terjadi saat bursa saham Amerika Serikat (AS) dan Eropa variatif dan cenderung melemah tipis. IHSG memilih becermin ke bursa Asia, seperti Nikkei yang berhasil rebound hari ini.


"Setelah euforia kenaikan saham-saham mining berkurang, tampaknya pelaku pasar kembali memburu saham-saham konsumer yang telah tertekan sebelumnya dan beberapa saham di sektor manufaktur dan perdagangan," kata Reza, Selasa (13/8).

Dengan mencermati posisi IHSG tertinggi 4.623,72 dan terendah 4.597,19, maka Reza memperkirakan IHSG masih dalam estimasi support di 4.569-4.595 dan resisten di 4.628-4.648 dengan kecenderungan mencoba untuk rebound meski laju perdagangan masih cenderung sideways.

Untuk saham yang dapat diperhatikan, Reza merekomendasikan diantaranya saham MNCN, AKRA, MAPI, JSMR, TBIG  dan MAIN, masing-masing pada posisi trading buy. Sementara untuk saham lapis dua, Reza merekomendasikan saham BKSL  dan juga META, masing-masing pada posisi trading buy.

Senada, analis Universal Broker Indonesia Satrio Utomo memperkirakan, IHSG sesi II bergerak sideways. Hal ini lantaran adanya tekanan jual pemodal asing yang diproyeksikan bisa menahan kenaikan IHSG.

Tekanan jual asing pada perdagangan IHSG sesi I mencapai di atas level psikologis Rp 100 miliar, karena itu sampai perdagangan sore nanti, tekanan pemodal asing masih cukup besar.

Meski begitu, kondisi bursa regional yang kondusif bisa membuat posisi spekulatif terlihat menarik untuk dilakukan terutama pada saham-saham sektor batubara dan komoditas lainnya yang sedang mengalami support testing.

Satrio memperkirakan IHSG sesi II akan berada pada kisaran support di 4.550-4.600 dan resisten di 4.620-4.650.  "Positioning buy on weakness bisa dilakukan di semua lini baik itu di saham-saham big caps," kata Satrio.

Satrio merekomendasikan, saham BMRI, BBRI, UNVR, GGRM, ICBP, AALI, LSIP, PTBA, ADRO  dan juga PGAS, masing-masing pada posisi buy on weakness. "Yang harus diwaspadai adalah rebound yang terjadi pada saham-saham properti. Karena harus dilihat apakah pemodal tak takut kenaikan BI rate dan pasar mulai antisipasi atau pasar sudah memperkirakan BI rate tidak akan naik," ujar Satrio.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri