KONTAN.CO.ID - JAKARTA. IHSG yang trendnya mulai kembali naik membuat banyak investor kembali optimistis. Tapi banyak juga yang was-was melihat kondisi pasar ke depan. Apa yang bisa dilakukan investor? Berikut ini analisis IHSG dari Lana Soelistianingsih Economist Samuel Aset Manajemen. Bagaimana Anda melihat kondisi pasar terakhir ini? Ya kita kebetulan di tim ini kami di tim Samuel Aset Manajemen mencoba memperhatikan di tahun pemilu itu kondisinya seperti apa. Ada kesamaan di 3 pemilu sebelumnya, 2004, 2009, dan 2014. Pada tahun pemilunya itu biasanya aliran dana asing itu meningkat. Pada tahun pemilunya. Tapi bisa dimulai menjelang-menjelang tahun tersebut, ya. Jadi satu tahun sebelumnya sudah bisa dimulai menjelang akhir kuartal 4. Dan ini sekarang sudah mulai terjadi, sehingga kita ada keyakinan yang probabilitasnya cukup tinggi bahwa dana sing ini akan meningkat di tahun 2019. Nah itu tentu akan mendorong indeks, selain juga tentunya semua pemerintahan ketika pada saat mau pemilihan umum, pasti ingin rapornya dilihat baik oleh masyarakat sehingga kinerja ekonominya pasti membaik. Ya kita lihat sebetulnya secara rapor ada banyak perbaikanlah di pemerintahannya Presiden Jokowi ini. Tol, trans Jawa, MRT, LRT, bandara yang kasat mata ya, belum lagi inflasi yang terjaga, jadi banyak rapor-rapor baik gitu. Dan dua, pertumbuhan ekonomi dalam 2 triwulan terakhir juga menunjukkan perbaikan, di atas ekspektasi dari analis. Kuartal 2 lebih baik, kuartal 3 kemarin juga lebih baik, ya saya kira ini semua menjadi faktor positif yang bisa mendukung indeks. Tapi kalau dilihat rupiah yang sempat melemah sudah membawa turun dalam? Bahwa rupiah sempat ke 15.000 kemarin, tapi juga dengan sekarang penguatan yang cukup tajam memberikan semacam keyakinan pelaku usaha bahwa rupiah itu memang enggak wajar waktu 15 ribu. Itu hanya sesaat itu akan kembali lagi, nah tinggal kita menunggu proses apakah penguatan ini berlanjut dan juga enggak bisa kita lepaskan dengan kondisi global. Sehingga enggak bisa 100% kesalahan itu dari dalam negeri, karena juga ada faktor global. Nah, ketika emerging market tidak hanya Indonesia sudah mulai kelihatan ada perbaikan dan mulai melakukan adjustment dengan kondisi di Amerika.
Di tahun Pilpres dana asing biasanya meningkat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. IHSG yang trendnya mulai kembali naik membuat banyak investor kembali optimistis. Tapi banyak juga yang was-was melihat kondisi pasar ke depan. Apa yang bisa dilakukan investor? Berikut ini analisis IHSG dari Lana Soelistianingsih Economist Samuel Aset Manajemen. Bagaimana Anda melihat kondisi pasar terakhir ini? Ya kita kebetulan di tim ini kami di tim Samuel Aset Manajemen mencoba memperhatikan di tahun pemilu itu kondisinya seperti apa. Ada kesamaan di 3 pemilu sebelumnya, 2004, 2009, dan 2014. Pada tahun pemilunya itu biasanya aliran dana asing itu meningkat. Pada tahun pemilunya. Tapi bisa dimulai menjelang-menjelang tahun tersebut, ya. Jadi satu tahun sebelumnya sudah bisa dimulai menjelang akhir kuartal 4. Dan ini sekarang sudah mulai terjadi, sehingga kita ada keyakinan yang probabilitasnya cukup tinggi bahwa dana sing ini akan meningkat di tahun 2019. Nah itu tentu akan mendorong indeks, selain juga tentunya semua pemerintahan ketika pada saat mau pemilihan umum, pasti ingin rapornya dilihat baik oleh masyarakat sehingga kinerja ekonominya pasti membaik. Ya kita lihat sebetulnya secara rapor ada banyak perbaikanlah di pemerintahannya Presiden Jokowi ini. Tol, trans Jawa, MRT, LRT, bandara yang kasat mata ya, belum lagi inflasi yang terjaga, jadi banyak rapor-rapor baik gitu. Dan dua, pertumbuhan ekonomi dalam 2 triwulan terakhir juga menunjukkan perbaikan, di atas ekspektasi dari analis. Kuartal 2 lebih baik, kuartal 3 kemarin juga lebih baik, ya saya kira ini semua menjadi faktor positif yang bisa mendukung indeks. Tapi kalau dilihat rupiah yang sempat melemah sudah membawa turun dalam? Bahwa rupiah sempat ke 15.000 kemarin, tapi juga dengan sekarang penguatan yang cukup tajam memberikan semacam keyakinan pelaku usaha bahwa rupiah itu memang enggak wajar waktu 15 ribu. Itu hanya sesaat itu akan kembali lagi, nah tinggal kita menunggu proses apakah penguatan ini berlanjut dan juga enggak bisa kita lepaskan dengan kondisi global. Sehingga enggak bisa 100% kesalahan itu dari dalam negeri, karena juga ada faktor global. Nah, ketika emerging market tidak hanya Indonesia sudah mulai kelihatan ada perbaikan dan mulai melakukan adjustment dengan kondisi di Amerika.