Di tangan Arif, kelom geulis kesohor (1)



Sejak lama Tasikmalaya dikenal sebagai daerah penghasil barang-barang kerajinan tradisional. Salah satunya adalah sandal kelom geulis. Sandal khas Tasikmalaya ini tidak hanya dikenal di dalam negeri, tapi juga sudah kesohor hingga ke mancanegara. Salah satu pengibar kelom geulis hingga negeri orang adalah Junjun Arif Nugraha. Di bawah bendera usaha PD Zunzun, ia sukses mengenalkan kelom geulis hingga ke Eropa, seperti Spanyol dan lainnya. Di dalam negeri, produk kelom geulis buatannya termasuk legendaris. Selain wilayah Jawa Barat dan Jakarta, kelom geulis buatannya juga sudah merambah pasar di wilayah Indonesia timur, seperti Sulawesi Barat, Manado, Gorontalo, Bali, dan Kalimantan. "Saya juga memasarkan kelom geulis hingga ke Sumatra," kata pria yang akrab disapa Arif ini. Keahlian Arif membuat kelom geulis didapat dari orang tuanya. Kebetulan sejak 1995 sang orang tua merintis usaha pembuatan kelom geulis ini. "Tapi saat itu pemasarannya paling jauh sampai Jakarta," ujar Arif. Arif sendiri mulai terlibat langsung dalam usaha pembuatan kelom geulis sejak lulus kuliah dari Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Jawa Tengah tahun 2006.Di tangannya, ia sukses memasarkan kelom geulis warisan orang tuanya hingga ke berbagai wilayah di Indonesia. Sukses di bidang pemasaran itu tidak terlepas dari terobosan pemasaran yang dia lakukan.Sejak mengambil alih kendala usaha, ia langsung memperkuat brand image lewat kampanye pemasaran interaktif dengan memanfaatkan media internet. "Di tahun 2007, saya mulai memperkuat online marketing," kata Arif.Upayanya itu tidak sia-sia. Berkat media online itu juga, ia kebanjiran pesanan dari berbagai daerah di Indonesia. "Pesanan naik hingga 200% dan semua order masuk lewat website," ujarnya senang. Bahkan, saking banyaknya pesanan, ia mengaku sampai kewalahan memenuhi semua pesanan karena keterbatasan kapasitas produksi di perusahaan. Saat ini, ia hanya mampu memenuhi pesanan sebanyak 8.000 pasang sandal dalam sebulan. Selain kelom geulis, ia juga memproduksi sandal kulit. Dengan harga jual berkisar Rp 15.000-Rp 25.000 per pasang, omzet yang didapat Arif berkisar Rp 160 juta-Rp 200 juta per bulan. "Laba bersih saya sekitar 10%," ujarnya.Seluruh pelanggannya merupakan pedagang grosir di daerah. Biasanya, sandal buatannya itu dijual kembali dengan harga Rp 50.000 per pasang. Untuk pembeli eceran, Arif mengaku sudah tak sanggup melayani. Padahal, potensi permintaannya cukup besar, yakni bisa mencapai 70-100 pasang kelom per hari.Selain terobosan di bidang pemasaran, kunci kesuksesan Arif adalah gencar melakukan inovasi produk. Misalnya, ia memperbanyak desain dan bentuk kelom geulis. Dengan cara ini, model dan bentuk kelom semakin bervariasu. "Dalam desain, saya juga mulai mengembangkan motif mega mendung khas Cirebon, dan motif lainnya," jelas Arif.Kelom geulis selama ini memang dikenal sandal cantik dengan aneka hiasan dan ukiran. Karena hiasannya itu, sandal sederhana yang terbuat dari kayu ini bisa tampil menarik dan sedap dipandang. Selain itu, adanya ukiran dalam kelom, "Harga sandal ini menjadi mahal," ujarnya.(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Tri Adi