TASIKMALAYA. Kebijakan pemerintah tentang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar masih terus meninggalkan cerita di kalangan masyarakat, seperti dampak yang masih dirasakan oleh para nelayan di Pesisir Pantai Selatan Kabupaten Tasikmalaya. Para nelayan tetap memaksakan untuk bisa melaut meski setiap harinya mesti membeli BBM jenis Premium dengan harga Rp 10.000 per liter di pengecer. Pasalnya, selama ini, tak ada SPBU yang jaraknya dekat dengan pemukiman para nelayan. “Ingin tetap hidup Pak, kami terpaksa setiap hari beli premium untuk perahu di pengecer supaya tetap bisa melaut. Harganya Rp 10.000 per liter. Tidak ke SPBU, soalnya jaraknya jauh dari sini,” kata Rahman (45), salah seorang nelayan di daerah Pamayang, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (1/12/2014).
Di Tasik, nelayan beli premium Rp 10.000/liter
TASIKMALAYA. Kebijakan pemerintah tentang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar masih terus meninggalkan cerita di kalangan masyarakat, seperti dampak yang masih dirasakan oleh para nelayan di Pesisir Pantai Selatan Kabupaten Tasikmalaya. Para nelayan tetap memaksakan untuk bisa melaut meski setiap harinya mesti membeli BBM jenis Premium dengan harga Rp 10.000 per liter di pengecer. Pasalnya, selama ini, tak ada SPBU yang jaraknya dekat dengan pemukiman para nelayan. “Ingin tetap hidup Pak, kami terpaksa setiap hari beli premium untuk perahu di pengecer supaya tetap bisa melaut. Harganya Rp 10.000 per liter. Tidak ke SPBU, soalnya jaraknya jauh dari sini,” kata Rahman (45), salah seorang nelayan di daerah Pamayang, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Senin (1/12/2014).