KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia menargetkan kontribusi sektor manufaktur terhadap prolduk domestik bruto (PDB) mencapai 28% pada peringatan 100 tahun kemerdekaan atau tahun 2045. Jika dibandingkan, pada tahun 2022 kontribusi sektor manufaktur baru angkanya berada di 18,3%.

Untuk mencapai lompatan tersebut, pemerintah mendorong peningkatan produktivitas, pengetatan impor tertentu, serta memperbesar porsi bahan baku yang dipasok secara lokal. Upaya ini menuntut investasi modal besar, termasuk adopsi teknologi manufaktur canggih.

Nah, ajang Manufacturing Indonesia kembali menjadi momentum penting bagi pertemuan pelaku industri. Termasuk Japan External Trade Organization (Jetro). Ini  adalah organisasi di bawah pemerintah Jepang yang memiliki tugas utama untuk mempromosikan kerjasama dan investasi antara Jepang dan negara-negara lain di dunia

Lebih Hemat! Cukup Bayar Rp 95.000 untuk Akses Konten Premium

Jetro menyiapkan Japan Pavilion di Manufacturing Indonesia Series 2025 yang berlangsung hingga 6 Desember 2025 di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran, Jakarta.

Baca Juga: Manufacturing Indonesia 2025 Hadirkan Solusi Manufaktur yang Resilien dan Inovatif

Dari 17 perusahaan peserta Japan Pavilion, 15 di antaranya sudah memiliki basis produksi atau operasi di dalam negeri. Jetro menilai, mereka bukan sekadar pameran, tetapi bagian dari upaya memperkuat rantai pasok dan kualitas produksi di Indonesia.

Menurut Jetro, tujuan utamanya adalah mendorong peningkatan tingkat pengadaan lokal bagi produsen Jepang maupun non-Jepang. “Kami ingin teknologi yang dikembangkan di Jepang dapat berkontribusi langsung pada peningkatan kualitas produk di Indonesia,” tulis Jetro, dalam keterangannya, Jumat (5/12). 

Contohnya, PT AQ Business Solution Indonesia menampilkan solusi berbasis kecerdasan buatan (AI) dan internet of things (IoT) untuk menyelesaikan persoalan produksi, efisiensi biaya, dan peningkatan kualitas. Mereka juga membawa teknologi yang berkaitan efisiensi energi dan upaya menuju netralitas karbon.

Sementara itu, PT Daiki Axis Indonesia menyediakan konsultasi terkait standar baru pengolahan limbah air tahun 2025. Mereka menawarkan layanan terintegrasi mulai dari manufaktur lokal hingga pemeliharaan.

Perusahaan Jepang menilai, keunggulan kompetitif mereka bukan hanya berasal dari kualitas produk. Layanan purna jual, dukungan teknis, dan pendampingan jangka panjang menjadi pembeda.

“Kami ingin memperkuat kehadiran Jepang dan mendukung perusahaan yang mengembangkan usaha di Indonesia,” ujar perwakilan Jetro. 

Manufacturing Indonesia Series 2025 sendiri menarik partisipasi lebih dari 1.000 eksibitor dari 29 negara. Portfolio Director PT Pamerindo Indonesia, Meysia Stephannie mengklaim, agenda ini merupakan pameran industri manufaktur terbesar di Asia Tenggara. 

Memasuki edisi penyelenggaraan ke-36, Manufacturing Indonesia Series 2025, terjadi berbagai dinamika dalam beberapa tahun terakhir ini. Resilience bukan hanya tentang bertahan, tetapi kemampuan untuk bisa beradaptasi dan berinovasi agar tumbuh lebih kuat.

"Industri manufaktur Indonesia telah membuktikan resiliensi yang luar biasa dalam menghadapi berbagai tantangan global dari disrupsi rantai pasok hingga transformasi digital yang sangat pesat," kata Meysia dalam pembukaan Manufacturing Indonesia Series 2025 pada Rabu (3/12).

Selanjutnya: 10 Film Netflix Teratas Hari Ini 6 Desember 2025, Horor Hingga Komedi

Menarik Dibaca: 5 Resep Kue Natal yang Wajib Dibuat Setiap Tahun, Selalu Jadi Favorit

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News