KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Nilai tukar rupiah spot menguat tipis 0,01% ke Rp 15.621 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (12/12). Sebaliknya, rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) terpantau melemah 0,11% secara harian ke posisi Rp 15.631 per dolar AS. Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong menilai, rupiah dan mata uang regional lainnya pada umumnya bergerak datar di perdagangan. Investor cenderung wait and see menantikan data inflasi AS. Dia menambahkan, rilis data inflasi AS akan menentukan nasib rupiah di perdagangan Rabu (13/12). Apabila inflasi sesuai dengan perkiraan, investor masih akan menantikan FOMC meeting pada Rabu malam.
“Saya perkirakan rupiah masih akan tertekan namun terbatas,” ungkap Lukman kepada Kontan.co.id, Selasa (12/12). Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak pada rentang Rp 15.600 per dolar AS–Rp 15.700 per dolar AS di perdagangan Rabu (13/12). Baca Juga: Prospek Pertumbuhan Belanja Masyarakat pada 2024 Dibayangi Inflasi hingga Tarif Cukai Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, rupiah bergerak sideways alias datar dalam rentang yang terbatas pada perdagangan hari ini, sejalan dengan pergerakan mata uang Asia lainnya. Pergerakan terbatas rupiah disebabkan oleh sikap investor yang menanti data inflasi AS, Selasa (12/12) malam. Inflasi AS bulan November diperkirakan 0,0% secara bulanan dan 3,1% secara tahunan atawa year on year (YoY) dari bulan sebelumnya 3,2% YoY, sementara inflasi inti diperkirakan stabil di kisaran 4,0%. “Data inflasi ini akan menjadi salah satu rujukan proyeksi arah dari kebijakan Fed ke depannya,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (12/12). Baca Juga: Kurs Rupiah Jisdor Melemah 0,11% ke Rp 15.631 Per Dolar AS, Selasa (12/12)