Di tengah ketegangan dengan Turki, Yunani borong 18 jet tempur Rafale dari Prancis



KONTAN.CO.ID - ATHENA. Menteri Pertahanan Yunani dan Prancis pada Senin (25/1) bertemu di Athena untuk menyaksikan secara langsung penandatanganan kontrak jual beli 18 unit jet tempur Rafale, dengan nilai mencapai US$ 3 miliar.

Penandatanganan kontrak itu oleh Direktur Jenderal Persenjataan dan Investasi Kementerian Pertahanan Yunani Theodoros Lagios dan Eric Trappier, Chairman dan CEO Dassault Aviation, produsen pesawat.

Menteri Pertahanan Yunani Nikos Panagiotopoulos dan Menteri Pertahanan Prancis Florence Parly menyaksikan penandatanganan kontrak tersebut.


Dikutip dari Defense News, nantinya Yunani akan menerima 12 jet tempur Rafale bekas yang akan dikeluarkan dari inventaris Angkatan Udara Prancis dan 6 unit Rafale baru.

Baca Juga: Kapal penjaga pantai Turki dan Yunani bertabrakan, Mediterania Timur kembali tegang

Kontrak tersebut sudah termasuk set persenjataan untuk jet tempur tersebut. Satu kontrak lain juga ditandatangani untuk dukungan logistik pesawat.

Ke-18 jet tempur Rafale akan dikirim ke Yunani secara berkala, mulai dari 6 unit bekas pada Juni nanti. Dilanjutkan dengan 6 unit baru Rafale pada musim semi 2022 dan 6 jet tempur bekas terakhir dikirim di awal 2023.

Memastikan keamanan Eropa

Dassault Aviation menjamin dukungan logistik akan tersedia untuk Yunani selama empat setengah tahun, demi menjaga ketersediaan pralatan dan sistem di tingkat tertinggi.

"Kualitas kerjasama antara Prancis dan Yunani sangat terlihat di Mediterania. Kerjasama ini penting untuk memastikan keamanan Eropa, serta untuk memastikan bahwa hukum dan kebebasan benar-benar dihormati," ungkap Parly seperti dikutip dari Defense News.

Baca Juga: Yunani segera datangkan 18 jet Rafale dari Prancis senilai € 2,5 miliar

Parlemen Yunani baru menyetujui rencana pembelian 18 jet tempur Rafale dari Prancis pada 14 Januari lalu. Persetujuan ini telah lama dinantikan oleh Athena, terutama sejak perselisihan dengan Turki di Mediterania semakin menegang akhir tahun lalu.

Pemerintahan Perdana Menteri Kyriakos Mitsotakis kini semakin yakin untuk memperkuat militernya melalui serangkaian program, mulai dari menambah personel, memperoleh kapal fregat baru, helikopter dan drone anyar, serta meningkatkan armada pesawat tempur F-16 yang ada.

Perselisihan antara Yunani dan Turki di Mediterania Timur sudah menjadi bagian sejarah kedua negara selama puluhan tahun. Kedua negara bahkan sempat ada di ambang perang karena klaim wilayah laut Aegean Timur.

Selanjutnya: Turki luncurkan kapal TCG Istanbul, kapal fregat pertama dari I-Class

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News