Di tengah pandemi, bisnis DPLK masih bisa bertumbuh



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19 telah menekan perekonomian hingga sektor jasa keuangan. Tak terkecuali industri keuangan non bank (IKNB). Kendati demikian, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat bisnis Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) masih tumbuh dibandingkan industri IKNB lainnya. Ia bilang aset neto DPLK tumbuh 5,19% secara year to date hingga Agustus 2020.

“Begitu pula dengan investasi, meskipun tidak setinggi kenaikan aset. Ini luar biasa dan perlu disyukuri. Kalau kita bandingkan dengan industri asuransi secara keseluruhan, year to date-nya itu terjadi pertumbuhan negatif 12% hingga Agustus 2020. Begitupun dengan industri pembiayaan masih negatif 5,64%,” ujar Ihsanuddin pada pekan lalu.

Merujuk data OJK, total aset kelolaan DPLK hingga Agustus 2020 sebesar Rp 98,57 triliun. Nilai itu tumbuh 11,28% year on year (yoy) dari posisi Agustus 2019 senilai Rp 98,57 triliun.


Baca Juga: CIMB Niaga Auto Finance catat pertumbuhan pembiayaan 4,51% yoy per September

Dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) Syariah Muamalat juga mencatatkan Ia mengaku dana kelolaan perusahaan masih tumbuh walau sedikit. Selain itu, DPLK Muamalat masih bisa menambah anggota baru sekitar 3.400 peserta baru. Sedangkan imbal hasil di tengah pandemi di tentukan oleh pilihan peserta. Lantaran penempatan dana kelolaan dipilih langsung oleh peserta.

“Saat ini yang kami tawarkan ada 3 pilihan, paket A 100% deposito, paket B maksimal 80% ke sukuk dan paket C maksimal 80% ke saham dan reksadana. Sehingga penempatan kami tergantung pilihan paketnya. Untuk imbal hasilnya alhamdulillah bahwa hasilnya di atas market, dengan Return On Investment (ROI) 3,6% per Agustus 2020,” ujar Senior Vice President & Executive DPLK Syariah Muamalat Sulistyowati kepada Kontan.co.id.

Ia merinci imbal hasil paket A dan paket B keduanya di atas 5%. Sedangkan paket C masih minus sesuai kondisi pasar saham saat ini. Ia mengaku dibanding akhir 2019, ROI DPLK Muamalat memang turun lantaran berada pada level lebih dari 10%.

Penurunan ini lantaran kondisi pasar modal saat ini juga menurun terimbas dampak Covid-19. Ia menyebut, saat ini pilihan peserta 60% ada di paket A, 33% paket B dan sisanya paket C.

Baca Juga: OJK: Pemberian restrukturisasi kredit sudah mulai flat

Lanjut Ia, dampak pembatasan sosial bagi tim Marketing lebih positif lantaran kunjungan langsung ke peserta atau calon peserta dilakukan secara virtual. Sehingga bisa menjangkau ke seluruh Indonesia dengan lebih efektif dan efisien.

“Karena operasional tidak terganggu (secara online) saat PSBB dan kegiatan marketing tetap berjalan malah jangkauannya lebih banyak dan lebih luas. Walaupun banyak perusahaan maupun individu yg menarik dananya baik karena akibat PHK atau penarikan dana sebagian akibat kebutuhan,” jelasnya.

Selanjutnya: Walau bunga deposito turun, simpanan deposito di bank besar tetap meningkat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi