Di tengah pandemi, IKM makanan dan minuman masih tumbuh positif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri kecil dan menengah (IKM) khususnya makanan dan minuman (mamin) masih tumbuh positif di masa pandemi Covid-19. Salah satu daerah dengan pertumbuhan yang positif yaitu Jawa Timur (Jatim).

Direktur Jenderal IKMA Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih dalam FGD Peluang Pasar Dalam Negeri dan Ekspor Produk IKM Pangan di Jawa Timur mengatakan kontribusi Industri Kecil dan Menengah (IKM) terhadap industri mencapai 99,7%, sementara kontribusi industri besar hanya 0,23%saja.

“IKM ini kontribusinya sangat besar sekitar 99,7% industri itu adalah industri kecil dan menengah,” kata Gati dalam keterangannya, Senin (12/7).


Baca Juga: Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) optimistis raih kinerja ekspor yang positif

Disamping itu, untuk kontribusi atau penyerapan tenaga kerjanya IKM sebesar 66,25% atau 10,3 juta tenaga kerja. Sedangkan untuk industri besar kontribusi tenaga kerjanya 33,75% sekitar 5,2 juta orang.

Khusus untuk wilayah Jawa Timur, Kepala Dinas Perindag Provinsi Jawa timur Drajat Irawan mengatakan meski pandemi masih melanda, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur pada kuartal I 2021 mencapai Rp 587,32 triliun. Dimana 30,94% kontribusinya berasal dari sektor industri.

“PDRB Jatim triwulan (kuartal) pertama tahun 2021 mencapai Rp 587,32%. Memang produk unggulan IKM di Jawa Timur ini menjadi penting karena mendorong pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur, sehingga share industri di Jawa Timur itu ada 30,94%,” kata Drajat.

Dia menegaskan memang PDRB Jawa Timur ini sangat mempengaruhi PDB nasional. Bahkan pada tahun 2020, sebagai contoh industri makanan minuman tumbuh sebesar 3,82 persen, dan industri kimia farmasi juga tumbuh 21,71%.

Kendati begitu, struktur industri makanan minuman di Jawa Timur tetap segalanya. Sebab, kata dia distribusi PDRB Jawa Timur tahun 2020 berasal dari industri pengolahan yakni makanan dan minuman sebesar 37,29%, sisanya 25,82% dari pengolahan tembakau, dan 8,16% berasal dari industri kimia, farmasi dan obat tradisional.

Baca Juga: Penjualan ekspor Kedaung Indah Can (KICI) melonjak pada kuartal pertama

“Karena 37,29% Jawa Timur tuh dari industri makanan minuman, baru kemudian industri tembakau 25,82%, sehingga memang menjadi bagian penting dan menjadi prioritas,” pungkasnya.

Tumbuhnya industri makanan dan minuman di Jawa Timur ini tak lepas dari ketersediaan bahan baku yang mencukupi, salah satunya yaitu gula rafinasi.

Ketua Umum Gapmmi Adhi S Lukman menyampaikan jika untuk pemenuhan gula rafinasi di dalam negeri, pemerintah telah memberikan izin impor untuk jangka waktu 1 tahun. Hal tersebut pun telah berjalan baik selama ini.

Editor: Tendi Mahadi