Di tengah pandemi, industri petrokimia nasional tetap tumbuh positif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat kinerja industri petrokimia yang merupakan salah satu sektor prioritas tetap tumbuh positif di tengah pandemi Covid-19.

Menurut Kemenperin, kinerja industri petrokimia tetap tumbuh positif dengan utilisasi 95 persen karena termasuk industri yang mampu mensubstitusi produk impor. 

Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) mencatat, sebanyak 55 persen bahan baku produk petrokimia masih impor. Menurut Inaplast dampak pandemi terhadap industri petrokimia, hanya terjadi pada tiga bulan pertama, setelah itu industri mampu recovery.


Kinerja positif tersebut juga ditunjukan oleh perusahaan petrokimia milik negara, PT Tuban Petrochemical Industries (TubanPetro) dan anak usaha. Berbagai rencana pengembangan bisnis TubanPetro Group, tetap berjalan on the track.

Baca Juga: Sambut baik rencana carbon tax, Inaplas minta reward dan punishment diperjelas

Bahkan, pandemi menjadi ’’berkah’’ bagi anak usaha TubanPetro, yakni PT Polytama Propindo dan PT Petro Oxo Nusantara yang mampu meningkatkan penjualan hingga periode 31 Maret 2021. 

Polytama Propindo berhasil meraih penjualan sebesar US$87,07 juta  atau naik dari US$53,23 juta di periode yang sama tahun sebelumnya, sedangkan Petro Oxo Nusantara  meraih penjualan sebesar US$40,58 juta atau naik dari US$30,83 juta di periode yang sama tahun sebelumnya.     

Presiden Direktur PT Polytama Propindo Didik Susilo menyampaikan, kinerja positif yang diraih Polytama diperoleh seiring naiknya permintaan produk polypropylene yang banyak digunakan untuk bahan dasar alat kesehatan seperti alat pelindung diri (APD), dan masker, di samping masih belum lancarnya supply chain dari polypropylene impor.

Produksi Polytama pada tahun 2020 mencapai 233.971 MT, meningkat 3,95% dibandingkan tahun 2019 yaitu sebesar 225.089 MT. Pencapaian ini disebabkan naiknya permintaan, di samping peningkatan kapasitas terpasang menjadi 300.000 MT/tahun.

Editor: Yudho Winarto