Di tengah pandemi, penjualan Crown Group capai 280 miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski lini bisnis properti masih dilanda pandemi covid-19, hal ini tak menyurutkan pengembang properti Australia, Crown Group.

"Meskipun dilanda wabah covid-19, investasi Asia tetap sangat kuat di Sydney,” kata Iwan Sunito, Co-founder dan Group CEO Crown Group Australia dalam keterangannya, Sabtu (11/12).

Beberapa pekan yang lalu, Iwan pun dengan bangga memperkenalkan koleksi griya tawang uniknya di Sydney kepada calon investor domestik dan luar negeri, menyusul pengumuman kebijakan perjalanan bebas karantina ke New South Wales.


Dua pengembangan Sydney, Mastery by Crown Group dan Waterfall by Crown Group, menawarkan perpaduan menarik antara griya tawang dan apartemen berarsitektur di salah satu kawasan suburban yang paling dicari.

Baca Juga: Pasca pandemi, agen properti bisa manfaatkan platform online untuk bertransaksi

Knight Frank, konsultan real estat independen, memperkirakan bahwa pada tahun 2021 harga real estat mewah Sydney akan melonjak sebesar 10%.

Prospeknya tetap positif untuk 2022, dengan perkiraan pertumbuhan yang sehat tahun-ke-tahun sebesar 7%. Pasar Sewa Sydney juga tetap tangguh selama periode Lock Down baru-baru ini dan mereka menemukan bahwa selama 12 bulan terakhir para penyewa bergerak menuju preferensi properti yang dapat menawarkan mantra pekerjaan, hidup, dan bermain.

“Dibandingkan dengan banyak kota global lainnya, Sydney menawarkan prospek pertumbuhan yang lebih kuat bagi pemilik properti didukung oleh pemerintahan yang stabil, pasar pendidikan yang kuat, dan permintaan akan hunian yang melebihi pasokan," tambah Iwan.

Iwan menjelaskan, permintaan properti yang kuat di Sydney dapat dilihat melalui transaksi penjualan Crown Group yang mencapai Rp 280 miliar pada bulan Oktober, dimana 75% terjual kepada investor.

Direktur Penjualan Crown Group, Prisca Edwards mengonfirmasi ini sebagai lonjakan terbesar pembelian yang dilakukan oleh investor yang pernah mereka lihat dalam tiga tahun, dan diharapkan dapat mencapai Rp 400 miliar dalam penjualan pada bulan November.

Semua apartemen yang terjual pada bulan Oktober adalah unit apartemen dengan dua kamar tidur, dua kamar mandi dengan tujuan sebagai unit sewaan.

“Peningkatan penjualan yang tiba-tiba ini menandakan kembalinya investor ke pasar Sydney yang sebelumnya lebih sepi dari biasanya, mungkin karena Lock Down dan penutupan perbatasan internasional. Kesenjangan harga antara apartemen dan rumah semakin kecil; dan rata-rata harga sewa apartemen mengalami kenaikan. Pengetatan pasar sewa ini mendorong pertumbuhan pembeli investor. Banyak profesional muda, dan bahkan keluarga, terpaksa untuk menyewa karena harga rumah saat ini terlalu mahal," kata Prisca.

Baca Juga: Crown Group yakin permintaan properti di Australia masih tinggi

Pembelian properti off-the-plan menjadi pilihan yang lebih menarik bagi investor dengan potensi pengembalian yang besar, menurut banyak pengamat pasar.

“Kami melihat ini sebagai waktu yang tepat bagi investor untuk membeli properti, terutama di sektor apartemen khususnya off-the-plan karena para ekonom memperkirakan lonjakan harga hunian sebesar 15% untuk beberapa pasar di kota-kota besar pada akhir tahun depan," lanjut Prisca.

Tahun ini, kelompok pembeli properti milik Crown Group terdiri dari campuran investor luar negeri dan domestik, dengan permintaan dari pasar Asia tetap bertahan meskipun ada pembatasan perjalanan. Dengan menggabungkan denah lantai fleksibel yang memadukan ruang tamu internal dan eksternal dengan fasilitas bergaya resor dan taman lanskap komunal, Crown Group telah berhasil memanfaatkan tren global work-from-home.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto