Di tengah reli bursa, China cetak 4 miliarder baru



BEIJING. Di China, terdapat empat miliarder baru yang muncul setelah pasar saham negeri tersebut melonjak selama tiga hari berturut-turut sejak Januari.

Siapa saja mereka? Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, salah satunya adalah Sun Jinguo, pendiri Zhejiang Jingu Co yang merupakan perusahaan produsen ban untuk kendaraan komersial. Nilai kekayaan Jinguo mencapai US$ 1,1 miliar. Selain itu, ada pula Liu Nianxin, Direktur Shenzhen Hongtao Decoration Co yang juga nilai kekayaannya sebesar US$ 1,1 miliar.

Lalu, ada Wu Qianghua, Direktur Beijing eGOVA Co, provider informasi geografi untuk pemerintah serta Xie Zilong yang merupakan Direktur Laobaixing Pharmacy Chain JSC. Keduanya juga memiliki kekayaan di atas US$ 1 juta.


Saham milik empat miliarder tersebut melonjak 10% lebih pada penutupan pasar di Shanghai dan Shenzhen.

Asal tahu saja, China sudah mencetak lebih dari 50 miliarder di sepanjang tahun ini seiring melonjaknya pasar saham. Indeks acuan Shanghai Composite Index membukukan kenaikan sebesar 7% dalam tiga hari terakhir. Ini merupakan kenaikan terbesar sejak 22 Januari lalu.

"Pelaku pasar banyak yang memprediksi akan ada kebijakan positif lebih banyak lagi dari pemerintah China. Pemerintah akan melakukan kebijakan lebih banyak lagi untuk menyuntikkan likuiditas ke ekonomi dan berupaya menstabilkan tingkat pertumbuhan. Sehingga performa ekonomi akan lebih baik lagi," jelas Ronald Wan, Chief Executive of Investment Bank Partners Capital International Ltd di Hong Kong.

Lebih banyak IPO

Diprediksi, jumlah miliarder akibat melesatnya pasar saham akan semakin bertambah seiring banyaknya perusahaan yang bersiap melepas sahamnya ke publik.  

Sebagai contoh, Ni Zugen menjadi miliarder pada Rabu setelah saham KingClean Electric Co memulai debutnya di bursa Shanghai. Saham tersebut melejit 44% menjadi 27,48 yuan pada penutupan sesi I hari ini. Perusahaan ini melepas sekitar 41 juta saham melalui IPO.   

"Sepertinya akan ada lebih banyak IPO ke depannya. Permintaan saham China semakin meningkat," jelas Wan.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie