Di Tengah Tensi Panas Ukraina dan Rusia, AS Kirim Kapal Induk Ikut Latihan NATO



KONTAN.CO.ID - Di tengah tensi yang memanas di perbatasan Ukraina dan Rusia, AS menggelar latihan militer di Laut Adriatik dengan melibatkan Kelompok Penyerang Kapal Induk USS Harry S Truman.

Kelompok Penyerang Kapal Induk USS Harry S Truman di bawah kendali operasional NATO berada di Laut Adriatik untuk manuver maritim terkoordinasi hingga 4 Februari 2020. Manuver mencakup latihan perang anti-kapal selam dan serangan jarak jauh.

Ketika mengumumkan latihan bertajuk Neptunus Strike 2022, NATO mengatakan, itu adalah pertama kalinya sejak Perang Dingin kelompok penyerang kapal induk AS berada di bawah komando NATO.

Sementara Departemen Pertahanan AS menyatakan, mengirim Kelompok Penyerang Kapal Induk USS Harry S Truman dalam Neptunus Strike 2022 sebagai bukti aliansi NATO "bersatu, mampu, dan kuat".

Baca Juga: Biden Meminta 3.000 Tentara AS Segera Dikerahkan ke Eropa Timur untuk Mengadapi Rusia

Hanya, Laksamana Muda Curt Renshaw, Komandan Kelompok Penyerang Kapal Induk USS Harry S Truman, tidak akan berspekulasi tentang apa yang akan terjadi selanjutnya setelah latihan di Laut Adriatik berakhir.

“Keputusan yang dibuat tentang di mana sebuah kelompok penyerang kapal induk dari Amerika Serikat ditempatkan benar-benar berada di tingkat menteri pertahanan,” katanya, seperti dikutip Reuters.

"Tetapi, kami siap untuk beroperasi di mana saja dan kami berencana untuk memperluas penyebaran ketika kami meninggalkan Norfolk (Virginia) dan kami berencana untuk bisa beroperasi di mana pun kami paling dibutuhkan," ujar dia.

Sebelumnya pada Rabu (2/2), AS mengumumkan, akan mengirim hampir 3.000 tentara ke Polandia dan Rumania untuk memperkuat sekutu NATO di Eropa Timur dalam menghadapi apa yang Washington gambarkan sebagai ancaman Rusia untuk menyerang Ukraina.

Rusia membantah rencana untuk menyerang tetangganya tetapi mengatakan, akan mengambil tindakan militer yang tidak ditentukan jika tuntutan mereka tidak dipenuhi, termasuk janji NATO untuk tidak pernah menerima Ukraina sebagai anggota.

Editor: S.S. Kurniawan