Di tengah tensi perang dagang yang meningkat, Xi Jinping sindir AS soal keterbukaan



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Presiden China Xi Jinping menyentil langkah Amerika Serikat yang mengerek tarif untuk produk-produk buatan negaranya. Menurut Xi, negaranya selama ini menganut paham keterbukaan pada dunia.

Dilansir dari Reuters, dalam pidato publik perdana sejak perang dagang kembali memanas pada pekan lalu, Xi menyebut China memiliki sejarah yang gemilang karena bersikap terbuka kepada dunia. Keterbukaan itu, disebutnya akan terus dilakukan China.

Saat ini, China dan Amerika Serikat telah terkunci dalam perang dagang yang semakin sengit setelah keduanya memberlakukan tarif impor satu sama lain. 


Namun, pernyataan tersebut dinilai sebagai sebuah respons setelah melihat indikator pertumbuhan China yang melemah pada penjualan ritel dan output industri selama bulan April.

Dalam pidatonya, Xi memang tidak secara eksplisit menyebut soal perang dagang. Ia justru berfokus pada kampanye yang menggambarkan China sebagai negara yang tidak mengancam pihak lain.

Ia menyebut bahwa peradaban China adalah sebuah sistem terbuka yang berasimilasi dengan budaya lain. Termasuk budaya Budha, Marxisme dan Islam.

“China pada saat ini bukan hanya negara bagi bangsa China. Namun juga bagi bangsa Asia dan dunia. Tiongkok di masa depan akan mengambil sikap yang lebih terbuka untuk merangkul dunia,” katanya.

Ia juga menyentil Amerika Serikat dengan menyebut bahwa tidak ada negara yang bisa berdiri sendiri. Xi menyindir kebijakan "America First" yang digaungkan Donald Trump.

"Peradaban akan kehilangan tenaga jika setiap negara mengisolasi dan memutuskan diri dari dunia," tambah Xi.

Sebelumnya. China pada hari Senin mengumumkan kenaikan tarif atas barang-barang dari AS senilai US$ 60 miliar yang berlaku pada tanggal 1 Juni. 

Aksi ini adalah pembalasan atas keputusan Donald Trump yang pada hari Jumat pekan sebelumnya menaikkan pungutan atas impor barang buatan Tiongkok senilai US$ 200 miliar.

Editor: Tendi Mahadi