Diagnos Laboratorium Utama (DGNS) memprediksi permintaan tes PCR masih besar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) melihat adanya peluang sekaligus tantangan di balik pandemi Covid-19. DGNS memperkirakan permintaan akan tes PCR masih punya prospek positif ke depan. 

"Dalam masa pandemi, tentunya ini sebuah tantangan bagi kami karena menjadi banyak rujukan. Kami banyak kerjasama dengan berbagai pihak untuk melakukan pemeriksaan PCR," kata Sekretaris Perusahaan Diagnos Laboratorium Utama Fanfan Riksani kepada Kontan.co.id, Jumat (22/1).

Dia menambahkan, pihaknya perlu kesiapan dari berbagai divisi untuk memaksimalkan peluang yang ada. Misalnya, kesiapan dari sisi sumber daya manusia (SDM) maupun operasional.

Kesiapan ini dibutuhkan mengingat DGNS tidak hanya menyediakan layanan pemeriksaan di laboratorium, tetapi juga layanan homecare. "Dalam rangka menguraikan kepadatan ini, di tahun 2021 kami buat drive-thru," imbuh Fanfan. 

Baca Juga: Begini rencana ekspansi Diagnos Laboratorium (DGNS) setelah IPO

Layanan tanpa turun atau drive-thru akan memudahkan pasien karena tidak perlu mengantre lama untuk pemeriksaan. Untuk mendapatkan layanan ini, pasien perlu mendaftar terlebih dahulu secara online. Setelahnya, tim customer service DGNS yang akan menghubungi untuk kepastian waktu pemeriksaan.

Saat  ini, layanan drive-thru sudah tersedia di cabang Menteng, cabang Ciputat, dan swab center DGNS di Bandung yang bekerja sama dengan rumah sakit Edelweis. 

Asal tahu saja, Jakarta merupakan wilayah dengan permintaan tes terkait Covid-19 terbesar, apalagi saat Libut Natal dan Tahun Baru. Fanfan mengungkapkan kenaikannya bisa mencapai 75%. Sebagai gambaran, di bulan Desember 2020 saja volume tes terkait Covid-19 mencapai sekitar 34.850. Adapun tes PCR mendominasi permintaan. 

Baca Juga: Gelaran IPO Menyemarakkan Bursa Saham di Awal Tahun 2021

DGNS optimistis kinerja keuangannya akan membaik tahun ini. Optimisme ditopang rencana pembukaan cabang baru di Makassar, Surabaya, dan Medan. Setelahnya, akan dilanjutkan dengan pembukaan cabang di Bandung, Semarang, dan Banjarmasin. 

"Kami menargetkan pertumbuhan pendapatan tiap cabang sekitar Rp 2 miliar hingga Rp 3 miliar setiap tahun. Jadi, perusahaan menargetkan penambahan cabang baru dapat berkontribusi hingga 7% atas pendapatan," ungkap dia. 

Sekadar informasi, penambahan cabang baru itu didanai hasil initial public offering (IPO). Dari Rp 50 miliar dana yang dihimpun lewat IPO, sebesar 42,6% di antaranya dimanfaatkan pembangunan laboratorium serta pembangunan cabang. 

Baca Juga: Pemeriksaan tes Covid-19 Diagnos Laboratorium Utama melonjak lebih dari 400%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati