KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Diagnos Laboratorium Utama Tbk (DGNS) mematok target pertumbuhan yang lebih agresif pada 2026, seiring dengan fokus perusahaan dalam memperkuat basis bisnis dan memperluas jangkauan layanan. Manajemen DGNS menargetkan pertumbuhan pendapatan 16% pada 2026 dibandingkan realisasi 2025. Sementara itu, laba bersih ditargetkan meningkat lebih tinggi, yakni sebesar 31% secara tahunan. Sekretaris Perusahaan Diagnos Laboratorium Utama, Stefanus Ivanly, menyatakan bahwa untuk tahun depan, perusahaan akan berfokus pada pertumbuhan organik dengan mengoptimalkan pemanfaatan klinik-klinik yang telah dibangun pada tahun 2024.
Baca Juga: Saham Diagnos Laboratorium (DGNS) Masuk Radar UMA di BEI, Ini Penjelasan Manajemen Strategi ini akan diperkuat melalui pengembangan produk dan layanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Selain itu, perseroan juga akan mengedepankan keunggulan layanan berbasis empat pilar utama, yakni Fertility, Infectious, Rare Disease, dan Oncology (FIRO). “Strategi utama meliputi pengembangan produk dan layanan yang berorientasi pada kebutuhan pasar, penguatan unique selling proposition (USP) berbasis empat pilar utama Fertility, Infectious, Rare Disease, dan Oncology (FIRO) serta penerapan strategi penetapan harga yang tepat,” ungkap Stefanus, kepada
Kontan.co.id, Jumat (26/12/2025).
Di sisi kanal penjualan, DGNS akan memperkuat segmen
business to consumer (B2C) melalui aktivitas pemasaran untuk meningkatkan akuisisi dan retensi pelanggan ritel. Dari sisi ekspansi jaringan, pada tahun 2026, perseroan
menargetkan penambahan outlet atau laboratorium baru di beberapa kota utama, khususnya Medan, Surabaya, dan Denpasar sebagai fokus ekspansi.
Baca Juga: Diagnos Laboratorium Utama (DGNS) Merugi Rp 2,12 Miliar di Semester I 2025 DGNS juga terpantau mencatatkan kinerja yang masih tumbuh positif sepanjang 2025, meski sempat menghadapi perlambatan pada awal tahun.
Menurut Stefanus, terdapat kenaikan sekitar 10% dari sisi volume pemeriksaan. Di mana,
pada 2024 tercatat 865.650 pemeriksaan, sementara pada 2025 jumlahnya meningkat menjadi 951.071 pemeriksaan. “Kami menilai peningkatan volume ini merupakan hasil dari pengembangan produk berbasis kebutuhan pasar serta penerapan strategi penetapan harga yang tepat dan kompetitif, sehingga mampu meningkatkan daya tarik layanan bagi masyarakat,” jelasnya. Dia melanjutkan, pertumbuhan tersebut juga terutama didorong oleh meningkatnya kontribusi segmen
medical check-up serta pemeriksaan berbasis produk-produk baru yang mulai memberikan kontribusi signifikan.
Baca Juga: Saham Paperocks (PPRI) dan Diagnos Laboratorium (DGNS) Masuk Radar UMA BEI Untuk kinerja keuangan di sepanjang sembilan bulan pertama 2025, pendapatan DGNS terpantau sebesar Rp 118,27 miliar, atau lebih rendah 4,11% dibandingkan Rp 123,35 miliar pada posisi yang sama tahun sebelumnya.
Seiring dengan penurunan pendapatan, DGNS terpantau menanggung rugi periode berjalan sebesar Rp 2,65 miliar. Padahal, di tahun sebelumnya, perusahaan masih mencetak laba sebesar Rp 468,93 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News