JAKARTA. Penggabungan usaha alias merger antara PT Bank Dinar Indonesia Tbk dengan Bank Andara nantinya akan menyisakan Bank Dinar sebagai survival company. Hal ini sesuai dengan komitmen Apro Financial Co Ltd sebagai investor. Vice Chairman Apro Service Group, Donald Hong Kim mengatakan, nantinya bank hasil merger akan berstatus sebagai perusahaan terbuka dan mempunyai modal inti sebesar Rp 1 triliun. Mekanisme merger ini nantinya diperkirakan dengan cara backdoor listing. Tercatat modal inti Bank Andara dan Bank Dinar sampai akhir 2016 masing-masing sebesar Rp 580 miliar dan Rp 431 miliar. “Setelah merger, kami akan menyuntik bank hasil gabungan ini total sebesar Rp 2 triliun,” ujar Kim, Senin (16/1).
Diakuisisi Apro, Bank Dinar jadi survival company
JAKARTA. Penggabungan usaha alias merger antara PT Bank Dinar Indonesia Tbk dengan Bank Andara nantinya akan menyisakan Bank Dinar sebagai survival company. Hal ini sesuai dengan komitmen Apro Financial Co Ltd sebagai investor. Vice Chairman Apro Service Group, Donald Hong Kim mengatakan, nantinya bank hasil merger akan berstatus sebagai perusahaan terbuka dan mempunyai modal inti sebesar Rp 1 triliun. Mekanisme merger ini nantinya diperkirakan dengan cara backdoor listing. Tercatat modal inti Bank Andara dan Bank Dinar sampai akhir 2016 masing-masing sebesar Rp 580 miliar dan Rp 431 miliar. “Setelah merger, kami akan menyuntik bank hasil gabungan ini total sebesar Rp 2 triliun,” ujar Kim, Senin (16/1).