Diambang pailit, Forever 21 masih akan operasikan 60 toko



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Perusahaan peritel asal Amerika Serikat (AS) Forever 21 Inc disebut-sebut akan tetap membuka lebih dari 60 toko di AS. Sebelumnya toko-toko tersebut sudah ditetapkan untuk ditutup sebagai bagian dari restrukturisasi sebagai buntut kebangkrutan perusahaan.

Mengutip Bloomberg pada Jumat (1/11), informasi ini datang dari orang-orang yang mengetahui persoalan ini. Mereka menyatakan keberhasilan Forever 21 mempertahankan toko ini lantaran berhasil mengamankan konsesi sewa dari tuan tanah (landlord) terbesarnya.

Hal ini menjadi kemenangan awal bagi perusahaan fesyen tersebut setelah mengajukan perlindungan kepailitan pada bulan September lalu. Kala itu, ritel AS ini melakukan pembicaraan dengan operator mal tentang kemungkinan penyelamatan gagal bayar utang yang dilakukan.

Baca Juga: China akan manfaatkan giant import fair untuk perkuat pengaruh perdagangan globalnya

Perusahaan tidak memiliki rencana untuk reorganisasi ketika mengajukannya. Selain itu, perusahaan mengatakan akan menutup setidaknya 178 toko di AS. Selain itu juga lusinan toko lainnya di negara lain.

Salah satu sumber menyatakan Forever 21 saat ini menargetkan bisa menuntup sekitar 111 toko. Kendati demikian jumlah ini masih akan terus berubah hingga keputusan akhir diambil.

"Forever 21 adalah penyewa besar untuk sebagian besar REIT ritel yang kami bahas. Sehingga pemilik lahan telah bersedia untuk lebih fleksibel dalam menentukan kesepakatan," kata Jim Sullivan, seorang analis riset ekuitas di BTIG yang mengikuti industri properti komersial.

Perusahaan melakukan ekspansi internasional yang menyebabkan kebangkrutan. Sayangnya langkah ekspansi ini tidak dibarengi dengan inovasi. 

Selain itu, dalam dokumen pengadilan tercatat Forever 21 mengalami kerugian US$ 10 juta per bulan di Kanada, Eropa dan Asia.

Baca Juga: Trump: AS dan China akan umumkan tempat baru penandatanganan perjanjian dagang

Di saat Forever 21 terus mencari cara untuk mengurangi biaya, perusahaan tersebut mungkin membutuhkan bantuan lebih dari sewa konsesi untuk bisa bertahan.

Perusahaan ini memiliki utang US$ 244 juta kepada vendor dan jutaan dolar kepada pemilik tanah pada saat pengarsipan pada pengajuan pailitnya.

Masih dalam dokumen yang sama, perusahaan ini baru membayar US$ 75 juta sebagai bagian dari paket pembiayaan untuk melalui proses pengadilan.

Editor: Tendi Mahadi