Dian Swastatika (DSSA) andalkan pendapatan dari bisnis batubara dan kelistrikan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan yang bergerak di bidang energi PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) berharap kinerja keuangannya bisa membaik sepanjang tahun ini.

Meski belum bisa memberi rincian target pendapatan dan laba bersih di tahun 2020, Sekretaris Perusahaan DSSA Susan Chandra menyebut, kontribusi pendapatan terbesar DSSA di tahun ini masih akan berasal dari bisnis pertambangan dan perdagangan batubara.

Sekadar catatan, segmen bisnis pertambangan dan perdagangan batubara DSSA di tahun lalu mencatatkan pendapatan sebesar US$ 1,10 miliar. Jumlah ini meningkat 5,76% (yoy) dibandingkan tahun 2018 yakni US$ 1,04 miliar.

Baca Juga: Virus corona, proyek PLTU Kalteng-1 milik Dian Swastatika Sentosa (DSSA) masih normal

Namun, secara keseluruhan pendapatan DSSA turun 5,68% (yoy) menjadi US$ 1,66 miliar di tahun 2019. Laba bersih perusahaan ini juga melorot 43,80% (yoy) menjadi US$ 50,22 juta di akhir tahun 2019.

Guna menggenjot kinerja bisnis di tahun ini, DSSA telah menyiapkan dana belanja modal senilai US$ 160 juta. “Prioritas penggunaan capex di tahun ini untuk penyelesaian Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Kalteng-1 dan pembangunan infrastruktur tambang,” ungkap Susan, Kamis (16/4).

Dia pun menyampaikan, DSSA menjalankan bisnis pertambangan dan perdagangan batubara melalui anak usahanya PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS).

Dalam catatan Kontan, tahun lalu GEMS mampu memproduksi batubara sebanyak 30,8 juta ton atau mengalami kenaikan 36% (yoy) secara tahunan. Adapun di tahun ini perusahaan tersebut menargetkan produksi batubara sebanyak 27,2 juta ton.

Penguatan bisnis pertambangan dan perdagangan batubara juga dilakukan DSSA lewat aksi korporasi. Asal tahu saja, tanggal 2 April 2020 lalu, salah satu anak usaha DSSA yakni Golden Energy and Resources Ltd (GEAR) mengakuisi 19,65% saham perusahaan batubara asal Australia, Stanmore Coal. Pembelian saham tersebut dilakukan GEAR lewat anak usahanya Golden Investment Pte.

Dengan begitu, kepemilikan saham Golden Investment di Stanmore Coal meningkat dari 31,35% menjadi 51%. Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), transaksi tersebut diharapkan dapat memberi dampak positif pada kinerja keuangan DSSA.

Baca Juga: Dapat Kemudahan dari Bursa Singapura, Golden Energy Siap Akuisisi Tambang Ravenswood

Editor: Khomarul Hidayat