Dian Swastatika fokus garap proyek listrik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis listrik yang tengah memiliki peluang besar membuat PT Dian Swastatika Sentosa Tbk fokus untuk terus masuk di proyek-proyek pembangkit listrik. Hermawan Tarjono, Director & Corporate Secretary mengatakan, saat ini perusahaannya memang fokus untuk mengembangkan bisnis listrik.

Ada dua proyek pembangkit listrik tenaga uap batubara (PLTU) yang tengah dikerjakan perseroan tersebut yaitu proyek IPP PLTU Kendari 3 dan IPP PLTU Kalteng I. "Di kami di DSS fokusnya memang di tenaga listrik. Kami fokus menyelesaikan di Kendari dan Kalteng," ujar Hermawan, Jumat (17/11).

Proyek IPP Kendari 3 yang berada di Konawe Selatan, Sulawesi Selatan berkapasitas 2x50 Megawatt (MW). Investasi untuk proyek ini mencapai US$ 200 juta dengan target operasi 2019.


Proyek ini menggunakan skema BOOT (build–own–operate–transfer) selama 25 tahun. Dengan skema ini pula, kebutuhan pasokan batubara tidak dipasok oleh DSSA, tetapi melalui PLN.

Berbeda dengan proyek PLTU Kalteng I yang merupakan PLTU mulut tambang, sehingga pasokan batubara untuk PLTU Kalteng 1 diambil langsung dari produksi batubara anak usaha perseroan dengan jumlah 1.5 juta ton per tahun. Kemajuan proyek Kalteng 1 hingga 30 September baru mencapai 18% dan ditargetkan beroperasi pada 2019 mendatang. Proyek yang berada di Tumbang Kajuei, Kalimantan Tengah, berkapasitas 2x100 MW ini juga menggunakan skema BOOT selama 25 tahun.

Total dana investasi untuk proyek Kalteng I mencapai US$ 340 juta. Selain proyek yang tengah konstruksi, DSSA juga memiliki proyek Sumsel 5 yang telah beroperasi pada 20 Desember 2016. Kapasitas PLTU Sumsel 5 ini berkapasitas 2x150 MW dengan skema BOOT selama 25 tahun dengan PLN. Total pasokan batubara untuk PLTU ini mencapai 2 juta ton per tahun. Sementara itu, untuk membangun proyek Sumsel 5 ini, DSSA mengeluarkan dana investasi sebesar US$ 400 juta.  Jika proyek IPP Kalteng dan Kendari beroperasi, Hermawan memproyeksi kontribusi pendapatan dari kelistrikan bisa mencapai 20%-40%. Sementara batubara menurun sebesar 40% dan sisanya dari anak usaha lain.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini