JAKARTA. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi DKI Jakarta Ery Basworo memilih untuk bersikap positif menyikapi ancaman pemecatan yang dilayangkan Gubernur DKI Joko Widodo. Jokowi mengancam akan memecat Ery apabila jalan protokol kembali digenangi air. "Ah, positif saja, itu kan untuk memacu kerja saya, kerja semua bawahan," kata Ery, Minggu (30/12). Saat dihubungi Kompas.com pada Minggu pagi, Ery tengah meninjau saluran air di depan mal Seasons City, Jakarta Barat. Ia menyampaikan, saat ini dirinya hanya ingin mengoptimalkan kinerja, realisasi program bersama seluruh suku dinas PU, khususnya mengantisipasi terjadinya banjir di wilayah Jakarta."Kita kerja terus, saya kira kalau harus diganti itu kan hak pak Gubernur, yang penting kita berupaya terus bekerja maksimal," ujarnya. Untuk diketahui, Jokowi secara tegas menyatakan akan mengganti pejabat-pejabat yang lamban dalam menanggapi masalah yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Salah satu yang disebut Jokowi adalah jabatan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ery Basworo. Hal itu dikatakan Jokowi di depan aparat pemerintahan di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, pada Jumat (28/12). Pernyataan tersebut disampaikan Jokowi setelah mencontohkan lambannya penanganan genangan air yang terjadi setelah hujan di Ibu Kota. Puncak kekesalan Jokowi terjadi setelah genangan air memenuhi salah satu landmark Jakarta, Bundaran Hotel Indonesia, pada 23-24 Desember 2012 lalu. Menurut mantan Wali Kota Solo itu, ia sebagai pejabat baru belum mengetahui lokasi-lokasi strategis yang rawan genangan. Para pejabat yang sudah lama menjabat posisi tertentu di pemerintahan, kata Jokowi, seharusnya sudah mengetahui masalah tersebut. Namun, reaksi yang terjadi justru sangat lambat. Jokowi menjelaskan, saat genangan pertama di Bundaran HI dan beberapa ruas jalan protokol di Jakarta, ia belum bereaksi. Ia berpikir, para pejabat terkait akan langsung berupaya mengatasi masalah. Sayangnya, harapan itu ternyata tidak terwujud hingga berulang kejadian serupa di lokasi yang sama. Jokowi sendiri akhirnya langsung turun ke lokasi dan memeriksa gorong-gorong di Bundaran HI. Saat itulah, ia menyebutkan kondisi gorong-gorong yang sempit dan kurang sesuai pertumbuhan bangunan perkantoran dan pusat perbelanjaan di kawasan tersebut. Hal yang sama dipesankan Jokowi kepada para aparat pemerintahan Jaksel yang hadir. Ia mengingatkan mereka agar jangan sampai didahului gubernur dalam menanggapi masalah yang terjadi. Jika hal itu sampai diketahui, Jokowi menegaskan, taruhannya adalah jabatan mereka. "Setiap ada persoalan turun. Jangan sampai keduluan saya. Kalau sampai terjadi, saya sih gampang saja, taruhannya jabatan. Saya tidak segan-segan mencopot," kata Jokowi saat itu. (Indra Akuntono/Kompas.com)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Diancam dipecat, Kadis PU tinjau saluran air
JAKARTA. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi DKI Jakarta Ery Basworo memilih untuk bersikap positif menyikapi ancaman pemecatan yang dilayangkan Gubernur DKI Joko Widodo. Jokowi mengancam akan memecat Ery apabila jalan protokol kembali digenangi air. "Ah, positif saja, itu kan untuk memacu kerja saya, kerja semua bawahan," kata Ery, Minggu (30/12). Saat dihubungi Kompas.com pada Minggu pagi, Ery tengah meninjau saluran air di depan mal Seasons City, Jakarta Barat. Ia menyampaikan, saat ini dirinya hanya ingin mengoptimalkan kinerja, realisasi program bersama seluruh suku dinas PU, khususnya mengantisipasi terjadinya banjir di wilayah Jakarta."Kita kerja terus, saya kira kalau harus diganti itu kan hak pak Gubernur, yang penting kita berupaya terus bekerja maksimal," ujarnya. Untuk diketahui, Jokowi secara tegas menyatakan akan mengganti pejabat-pejabat yang lamban dalam menanggapi masalah yang berhubungan langsung dengan masyarakat. Salah satu yang disebut Jokowi adalah jabatan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Ery Basworo. Hal itu dikatakan Jokowi di depan aparat pemerintahan di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, pada Jumat (28/12). Pernyataan tersebut disampaikan Jokowi setelah mencontohkan lambannya penanganan genangan air yang terjadi setelah hujan di Ibu Kota. Puncak kekesalan Jokowi terjadi setelah genangan air memenuhi salah satu landmark Jakarta, Bundaran Hotel Indonesia, pada 23-24 Desember 2012 lalu. Menurut mantan Wali Kota Solo itu, ia sebagai pejabat baru belum mengetahui lokasi-lokasi strategis yang rawan genangan. Para pejabat yang sudah lama menjabat posisi tertentu di pemerintahan, kata Jokowi, seharusnya sudah mengetahui masalah tersebut. Namun, reaksi yang terjadi justru sangat lambat. Jokowi menjelaskan, saat genangan pertama di Bundaran HI dan beberapa ruas jalan protokol di Jakarta, ia belum bereaksi. Ia berpikir, para pejabat terkait akan langsung berupaya mengatasi masalah. Sayangnya, harapan itu ternyata tidak terwujud hingga berulang kejadian serupa di lokasi yang sama. Jokowi sendiri akhirnya langsung turun ke lokasi dan memeriksa gorong-gorong di Bundaran HI. Saat itulah, ia menyebutkan kondisi gorong-gorong yang sempit dan kurang sesuai pertumbuhan bangunan perkantoran dan pusat perbelanjaan di kawasan tersebut. Hal yang sama dipesankan Jokowi kepada para aparat pemerintahan Jaksel yang hadir. Ia mengingatkan mereka agar jangan sampai didahului gubernur dalam menanggapi masalah yang terjadi. Jika hal itu sampai diketahui, Jokowi menegaskan, taruhannya adalah jabatan mereka. "Setiap ada persoalan turun. Jangan sampai keduluan saya. Kalau sampai terjadi, saya sih gampang saja, taruhannya jabatan. Saya tidak segan-segan mencopot," kata Jokowi saat itu. (Indra Akuntono/Kompas.com)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News