KONTAN.CO.ID - Amerika Serikat memastikan tidak ada pembatasan transfer senjata ke Israel, setelah menjamin bahwa mitranya itu telah berhasil meningkatkan pasokan bantuan kemanusiaan ke Gaza. Bulan lalu, pemerintahan Joe Biden sempat mengancam akan membatasi transfer senjata jika Israel gagal meningkatkan aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza. Bulan ini, Departemen Luar Negeri AS mengklaim Israel telah menunjukkan kemajuan dalam upaya penyaluran bantuan kemanusiaan, meski masih terbatas.
Atas dasar penilaian sepihak itu, AS berjanji tidak akan membatasi transfer senjatanya ke Israel.
Baca Juga: Langkah Berani Malaysia: Siapkan Draft Resolusi untuk Mengeluarkan Israel dari PBB "Kemajuan yang telah dicapai harus didukung dan dipertahankan. Saat ini kami belum membuat penilaian bahwa Israel melanggar hukum AS," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel, dikutip
AP. Pada 31 Oktober 2024, AS memberi Israel waktu 30 hari untuk memperbaiki situasi di Gaza. Beberapa langkah yang harus diambil termasuk mengizinkan minimal 350 truk berisi barang masuk ke Gaza setiap hari, membuka jalur penyeberangan kelima, mengizinkan orang-orang di kamp tenda pesisir untuk pindah ke pedalaman sebelum musim dingin, dan memastikan akses bagi kelompok-kelompok bantuan ke Gaza utara. AS juga meminta Israel untuk menghentikan undang-undang yang akan menghambat operasi badan PBB untuk pengungsi Palestina, yang dikenal sebagai UNRWA.
Baca Juga: 52 Negara Mendesak PBB Terapkan Embargo Senjata Terhadap Israel Tonton: Israel akan Melarang Kegiatan UNRWA Saat Krisis Kemanusiaan Melanda Gaza Fakta di Lapangan Berbeda
Organisasi bantuan internasional menyatakan bahwa Israel telah gagal memenuhi tuntutan AS untuk mengizinkan akses kemanusiaan yang lebih besar ke Jalur Gaza. Para ahli memperingatkan bahwa wilayah utara mungkin sudah mengalami kelaparan. Kendala dalam pengiriman bantuan bahkan masih ditemui awal pekan ini. PBB mengaku tidak dapat mengirimkan sebagian besar paket bantuannya karena kekacauan dan pembatasan dari pasukan Israel di lapangan. Di wilayah utara, ratusan truk berisi bantuan terparkir di sisi perbatasan Gaza karena PBB mengatakan tidak dapat menjangkau mereka untuk mendistribusikan bantuan. Sejumlah masalah yang dihadapi termasuk ancaman pelanggaran hukum, pencurian, dan pembatasan militer Israel.
Baca Juga: Presiden Turki, Tayyip Erdogan, Menyerukan Blokade Ekonomi Terhadap Israel Israel Memperburuk Situasi di Gaza
Mengutip AP, delapan organisasi bantuan internasional mengatakan bahwa Israel tidak hanya gagal memenuhi kriteria AS tetapi juga mengambil tindakan yang secara drastis memperburuk situasi di lapangan. Dalam laporan bersamanya, organisasi bantuan itu menyebut situasi di Gaza Utara bahkan lebih buruk dari satu bulan yang lalu.
Laporan tersebut mencantumkan 19 langkah kepatuhan terhadap tuntutan AS. Dikatakan bahwa Israel gagal mematuhi 15 langkah dan hanya mematuhi sebagian dari empat langkah. Laporan ini ditandatangani bersama oleh Anera, Care, MedGlobal, Mercy Corps, Norwegian Refugee Council, Oxfam, Refugees International dan Save the Children.