KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sektor menara diyakini masih memiliki
outlook yang cerah sekalipun pandemi Covid-19 berakhir. Maklum, sektor ini merupakan salah satu yang diuntungkan pandemi karena semua kegiatan beralih serba online yang akhirnya meningkatkan penggunaan data internet. Analis Henan Putihrai Sekuritas Steven Gunawan meyakini, berakhirnya pandemi tidak akan menjadi katalis negatif bagi sektor menara. Menurutnya, permintaan terhadap data internet masih akan tetap tinggi. Apalagi, dengan tema digitalisasi dan gaya hidup online yang kini sudah menjadi kebutuhan masyarakat. “Apalagi, pemerintah sendiri saat ini menggalakkan digitalisasi melalui roadmap Indonesia digital 2021-2024. Roadmap ini meliputi empat aspek, yakni infrastruktur digital, pemerintahan digital, ekonomi digital dan masyarakat digital,” kata Steven kepada Kontan.co.id, Jumat (4/3).
Steven menilai, rencana pemerintah memperluas cakupan area 4G di daerah 3T (Tertinggal, Terpencil, dan Terdepan) dengan menambah menara BTS akan menjadi katalis positif untuk kinerja emiten menara.
Baca Juga: Sarana Menara Nusantara (TOWR) Proyeksikan Pendapatan Naik 20% di Tahun 2022 Selain itu, upaya pemerintah mengadopsi teknologi 5G melalui teknologi fiberisasi juga akan menjadi katalis positif. Steven menjelaskan, teknologi fiber merupakan peluang bisnis baru yang potensial bagi emiten menara ke depannya. Harapannya, dengan akselerasi perluasan cakupan 4G dan adopsi 5G akan mempercepat pemanfaatan teknologi tersebut. Ditambah lagi, ia juga melihat dengan adanya tren merger dan akuisisi (M&A) diekspektasikan akan memperlonggar tingkat kompetisi tarif antar operator. Hal ini pada akhirnya akan membuat tarif lebih terjangkau bagi semua kalangan, khususnya seiring upaya perluasan cakupan area 4G. “Tapi di satu sisi, aksi M&A ini berpotensi membuat terjadinya overlapped pada sejumlah antena BTS. Ini akan membuat risiko stagnannya tarif sewa ketika perpanjangan kontrak sewa, bahkan tidak menutup kemungkinan terjadi penurunan,” imbuh Steven. Kendati begitu, ia melihat, stagnannya tarif sewa dapat di pass on oleh ekspansi para penyewa seiring dengan pertumbuhan konsumsi data internet. Di satu sisi, kontrak sewa menara yang berbasiskan jangka panjang, dapat membuat arus kas operasional dan pendapatan emiten menara relatif stabil. Saat ini, Steven menjadikan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) sebagai
top pick lantaran punya valuasi EV/EBITDA yang lebih murah, yakni 13,6x untuk tahun 2022. Ia pun merekomendasikan beli saham TOWR dengan target harga Rp 1.575 per saham.
Baca Juga: Optimistis, Sarana Menara Nusantara (TOWR) Targetkan Pendapatan Naik 20% di Tahun Ini Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat