JAKARTA. Kader dan simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) satu kata untuk Joko Widodo. Jokowi adalah calon presiden 2014. Salah satu gerakan ini lalu berlabel Pro Jokowi alias Projo. Projo lahir dari prakarsa kader dan aktivis Universitas Indonesia. Mereka yang menjadi inisiator antara lain Budi Arie Setiadi, Fahmi Alhabsyi, Jonacta Yani, dan Firmansyah. Gerakan mereka juga disokong simpatisan dari paguyuban warga kota-kota di Jawa Tengah yang tinggal di Jakarta. "Mereka bilang ini kelihatannya PDIP kok tidak pro Jokowi untuk capres, jadi kita tampung aspirasi itu," ujar Sekretaris Koordinator Nasional PDI Perjuangan Pro Jokowi (PROJO), Budi Arie Setiadi usai deklarasi Projo di Jakarta, Sabtu (21/12/2013).
Gerakan Projo ini pun berkembang. Namun, perlahan dan pasti kontroversi lalu mencuat. Gerakan ini berhadapan dengan kelompok yang mengusung Megawati sebagai kandidat presiden. Apalagi, penentuan capres dari PDIP berada di tangan Megawati menyusul hasil kongres PDIP 2010 di Bali lalu. Petinggi PDIP angkat suara perihal wacana yang mengusung Jokowi dan Megawati sebagai capres. Ketua PDIP Sidarto Danusubroto menyebut, Megawati tidak pernah mempersoalkan aksi Projo dan kelompok pendukung Jokowi lainnya. Megawati memilih banyak diam karena hubungannya dengan Jokowi sangat baik. Sebelumnya Ketua PDIP Puan Maharani menyatakan Projo bukan gerakan dari internal PDIP. Ketua PDIP Bambang Wuryanto juga seirama dengan Puan. Ia berharap Projo belajar perihal pengkaderan partai dan menyingkirkan kepentingan pribadi. Setali tiga uang, Wakil Sekretaris PDIP Hasto Kristianto menilai aktivis Projo bukan kader partai berlambang banteng mencong putih. Ia lalu meminta Projo tak menggunakan simbol dan atribut partai. Namun, kontroversi tak menyurutkan aksi Projo. Gerakan mendukung Joko Widodo menjadi calon presiden kian meluas. Simpatisan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Pro Jokowi (Projo) berencana mendeklarasikan dukungan di Jawa Timur, Sabtu (22/2) mendatang. "Deklarasi berlangsung di Pandaan Malang," kata Inisiator kader dan simpatisan PDI Perjuangan Projo Fahmi Habsyi di Jakarta, Rabu (19/2). Menurutnya, acara tersebut akan dihadiri beberapa tokoh masyarakat di 30 kabupeten se-Jawa Timur. Bagi mereka pencalonan Jokowi sebagai kandidat presiden adalah langkah memperjuangkan agenda Trisakti yang telah dilontarkan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri saat berpidato di Rakardasus DPD PDIP Jawa Tengah, Banyumas beberapa waktu lalu. "Bagi kader simpatisan PDIP Pro Jokowi seruan mulia Bu Mega tersebut adalah 'harga mati' yang harus diperjuangkan dengan segenap tekad seluruh kader dan simpatisan. Dan jalan penentu kemenangan telak itu adalah pencapresan Jokowi sebelum pemilu legislatif." ujarnya. Fahmi menambahkan, tekad Megawati mewujudkan Trisakti sebagai agenda ideologi dan kebangsaan adalah pernyataan keras terhadap elit partai yang masih berpikir pragmatis dan tidak rasional. "Bu Mega telah menempatkan agenda ideologi dan kebangsaan di atas segala-galanya, di atas agenda taktis pencapresan yang telah menjadi ajang kekhawatiran sebagian elite partai yang masih berpikir gue dapat apa nanti," kata aktivis UI 98 tersebut. Sebelumnya, Megawati menyatakan, PDI Perjuangan harus bekerja keras dengan seluruh kader agar partai berpeluang menang besar. Kemenangan PDI Perjuangan ditujukan untuk mengimplemetasikan ideologi dan Trisakti.
"Menangnya tidak boleh kecil, menangnya harus besar, buat rakyat Indonesia, agar yang namanya Trisakti itu bisa direalisasi," kata Megawati seraya menyebut, Trisakti menjadi penting dalam kehidupan berbangsa agar Indonesia menjadi negara berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam budaya. Pada acara rapat kerja daerah khusus (Rakerdasus) DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah di Banyumas, Minggu (16/1/2014) lalu, Megawati didampingi Ketua Harian Badan Pemenangan Pemilu, Puan Maharani, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Seperti apa kontroversi dukungan Jokowi sebagai calon presiden, ikuti Live Chat dengan Sekretaris Koordinator Nasional PDIP Projo, Budi Arie Setiadi, Kamis (20/2/2014) pada pukul 15.00 WIB. Caranya mudah, silakan klik livechat.tribunnews.com. (Ade Mayasanto) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dikky Setiawan